Asih Kurniasih, salah seorang pramugari berprestasi dari Garuda Indonesia bercerita, tak sedikit penumpang yang pernah membuatnya kesal. Namun dia harus bisa meredamnya, lalu mencari cara agar tak terpancing, namun suasana nyaman tetap terjaga bagi penumpang lain.
"Kalau secara manusiawi, kita pasti akan emosi kalau diperlakukan tidak baik. Tapi kita di Garuda sudah diberikan pendidikan bagaimana menghadapi situasi seperti itu," terang Asih saat ditemui detikcom di Garuda Training Center, Jl Duri Kosambi, Jakbar, Kamis (22/5/2014).
Wanita muda yang sudah berkarier empat tahun sebagai pramugari ini menambahkan, situasi saat penumpang emosi tidak bisa dilawan dengan emosi pula. Sebaliknya, bila ada yang marah-marah atau berbuat tak pantas padanya, harus dihadapi dengan kepala dingin.
"Kita harus selalu berbesar hati, dan kalau kelewatan, yakin saja ada Tuhan yang membalasnya," ucapnya.
Dara cantik berusia 23 tahun ini mengaku pernah mendapat perlakuan kurang baik. Kala itu, ada seorang penumpang yang membawa tas besar tiba-tiba menyimpan barangnya di lantai pesawat. Saat ditanya, itu tas milik siapa, sang penumpang malah berujar: "itu tugas kamu untuk ngangkat!".
Asih pun bereaksi tenang atas sikap tersebut. Bukannya marah, dia memberi penjelasan soal aturan barang-barang di kabin pesawat. Semua harus dibawa sendiri. Lalu, dia mengajak sang penumpang untuk mengangkat barang bersama dengannya. Masalah pun selesai.
"Kalau kita ikut marah malah makin panjang. Mending diajak senyum saja," ceritanya.
Cerita soal aksi arogansi penumpang kepada pramugari di pesawat memang bukan hal baru. Ada beberapa kasus teguran pramugari kepada penumpang yang dibalas dengan kata-kata kasar bahkan pemukulan.
Yang paling heboh adalah pemukulan terhadap pramugari Sriwijaya Air, Febriani (31), yang memperingatkan Kadis Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Bangka Belitung, Zakaria Umar Hadi. Febri kala itu meminta Zakaria mematikan HP saat pesawat hendak terbang dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng menuju Bandara Pangkalpinang. Zakaria kemudian mmalah memukul dan mendorong Febri saat pesawat sudah mendarat. Zakaria merasa tak terima dengan teguran saat mematikan HP. Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polsek Pangkalanbaru. Kasus ini pun berlanjut ke ranah hukum.
(mad/nrl)