Pantauan di lokasi, kegiatan jual beli di Jalan Pasar Senen dan Jalan Stasiun Senen tampak seperti hari-hari sebelumnya. Para pedagang menggelar lapak dan menggantung pakaian jualannya di trotoar dan badan jalan.
Jalan Stasiun Senen yang mengarah ke Kemayoran masih ditutup. Sementara arah sebaliknya, sebagian ruas jalan digunakan untuk parkir kendaraan roda 2.
Belasan pembeli sudah mulai terlihat memadati pasar pinggir jalan tersebut. Mereka memarkir kendaraannya di badan jalan hingga menambah kemacetan lalu lintas.
Salah seorang pedagang korban kebakaran Blok 3, Santoso (35) mengaku, seharusnya ia dan ratusan pedagang lain sudah meninggalkan lapak jualan di jalan. Sebab lokasi penampungan pedagang yang baru yaitu di Blok 5 Pasar Senen sudah siap.
"Harusnya memang sudah pindah. Karena teman-teman masih di sini, saya juga ikut," katanya sambil tersipu malu di Jalan Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (22/5/2014).
Santoso mengaku sudah memiliki kios di Blok 5. Sebagian barang dagangannya juga sudah dimasukkan ke dalam kios yang biaya sewanya digratiskan oleh PD Pasar Jaya tersebut.
Namun demikian Santoso akan patuh jika Pemkot Jakpus memintanya untuk meninggalkan lokasi jualan di Jalan Pasar Senen. Dirinya mengaku tak punya alasan untuk tetap bertahan jualan di pinggir jalan sementara lalu lintas macet karena ulahnya.
"Kalau disuruh pindah ya kita pindah," ucapnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Aan (28). Pria yang tinggal di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat ini mengaku, jualan di pinggir jalan banyak menarik minat pelanggan.
"Orang jadi gampang mau beli. Yang tadinya nggak niat beli, jadi beli karena sekalian lewat," ujarnya.
Namun Aan mengaku, keuntungannya berjualan di pinggir jalan tak jauh berbeda dengan jualan di dalam. Sebab banyak pelanggannya yang membeli secara grosir.
Sementara itu, salah seorang pembeli, Visna mengaku lebih senang membeli di pinggir jalan. Sebab selain lebih mudah dijangkau, suasana membeli baju bekas di area terbuka menurutnya lebih nyaman. Karena menurutnya pakaian bekas menimbulkan aroma pengap dan menyebabkan hidung gatal.
"Kalau beli di dalam, saya selalu pakai masker karena bersin-bersin. Baju bekas kan banyak debunya juga," ucap perempuan yang mengaku kerap berbelanja baju bekas di Pasar Senen tersebut.
Sebelumnya Walikota Jakarta Pusat Saefullah memberi toleransi 12 hari kepada pedagang yang masih berjualan di sekitar Jalan Senen. Batas 12 hari tersebut ia tetapkan sejak Jumat (9/5) lalu.
"Kami beri tenggat waktu 12 hari. Pedagang juga harus melihat kepentingan yang lebih umum, sehingga masyarakat bisa memakai jalan raya kembali," kata Saefullah Jumat (9/5) lalu.
(kff/mok)