"Kita ini sudah lama di Golkar. Saya tahun 95 sudah gabung Golkar. Saya nggak bisa seperti Luhut yang baru-baru saja gabungnya, karena Pak Ical jadi Ketum aja," kata Poempida saat berbincang dengan detikcom, Rabu (21/5/2014).
Poempida menegaskan dirinya dan kader muda Golkar lain masih mencintai partai. Dia masih merasa platform Golkar yang paling cocok dengan ideologi yang diembannya.
"Saya tetap merasa platform politik harus Golkar. Saya merasa tidak bersalah. Bagaimana pun juga yang saya dukung tidak semata-mata Jokowi, tapi JK sebagai mantan ketum yang harus kita hormati," papar Poempida.
Poempida mengecam ancaman pemecatan yang dilontarkan petinggi Golkar. Dia mengingatkan JK di Pemilu 2009 tak mengancam kader yang tak tunduk pada keputusannya.
"Kalau ada ancam mengancam, dulu ketika 2009, banyak kader mbalelo dukung SBY-Boediono. Saya nggak akan sebut nama, suatu saat saya akan sebut. Tapi tidak diberhentikan oleh JK. Berarti Pak JK sangat demokratis," ujarnya.
(trq/vid)