Kepala Sekolah SD Santo Markus Damianus Puji L mengatakan saat hari kejadian NV ditampar Letkol S, Letkol S sudah meminta maaf pada dirinya selaku kepala sekolah karena NV saat itu masih dalam tanggung jawab sekolah.
"Saya sampaikan ke orangtua NV, tapi orangtua NV tidak terima, ingin ada pertemuan," kata Puji ketika ditemui di sekolahnya, Jalan Kelapa Gading 3, Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (21/5/2014).
Akhrirnya, sekolah mengundang baik orangtua NV yang menjadi korban salah tampar dan orang tua P (anak Letkol S) yang menjadi korban olok-olok temannya sudah dipertemukan di sekolah pada Jumat, 30 April 2014 lalu.
Saat hendak dipanggil pihak sekolah, Letkol S sempat menolak. "Iya, dia bilang, 'Bapak Puji tidak berhak manggil saya, atasan saya yang berhak'. 'Pak, saya manggil bapak bukan atas nama ABRI, tapi orang tua P'," tutur Puji.
Orangtua NV dan P akhirnya bertemu, saling mengklarifikasi dan menjelaskan. Dalam forum pertemuan itu, Letkol S mengatakan hanya mengarahkan tangan ke NV, lalu NV menangkis kemudian kena bibirnya hingga berdarah. Puji juga melihat bahwa Letkol S minta maaf. Kepada Puji, Letkol S juga sudah bersedia memulihkan mental NV bila mengalami trauma.
"Saya melihat Pak S minta maaf, tapi ibu NV belum bisa menerima," tuturnya.
Sedangkan menurut penuturan NV, Letkol S yang menamparnya tak kunjung minta maaf kendati sudah sepekan. Letkol S yang bertemu NV malah membentak-bentaknya.
"Udah seminggu nggak minta-minta maaf juga. Suaranya membentak. 'Om orang terpelajar, saya ini ngajarin kamu yang benar, jangan ngada-ada'. Udah seminggu kemudian, kirain mau minta maaf. Malah dibentak-bentak," kisah NV.
Kepada ibunya, NV mengaku ditonjok ayah temannya yang bernama P. "Mama minta penjelasan ke polisi hari itu juga, KPAI, polisi sama Pom AU," kata NV yang setelah insiden itu mengaku takut diancam dan jadi diantar-jemput orangtuanya padahal sebelumnya bisa pergi-pulang ke sekolah sendiri.
Sedangkan paman NV, Romli Barus (47) yang siang ini terlihat menjemput NV mengatakan bahwa pihaknya melaporkan Letkol S ke Polres Jaktim dan Pom AU setelah berkonsultasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
"Sebenarnya sederhana sekali, mengaku dan meminta maaf. Ditunggu dua hari tidak ada permintaan maaf, hingga seminggu," tutur Romli.
Keponakannya itu sempat telepon Romli dengan menangis karena merasa diintimidasi. Pihak keluarga melihat belum ada itikad baik dari Letkol S.
"Ada itikad baik setelah dilaporkan ke Pom AU. Sederhana, yang penting dia mau mengakui perbuatannya dan minta maaf. Sepertinya dia tidak ada itikad baik minta maaf, itulah kita coba tempuh jalur hukum," tutur Romli.
Sedangkan Kepsek SD Santo Markus Damianus Puji L mendorong keduanya menyelesaikan secara kekeluargaan saja.
"Saya bukan melarang atau menghalangi (keluarga NV lapor ke polisi), saya mendorong untuk selesaikan secara kekeluargaan," tutur Puji.
Sementara pihak Letkol S belum bisa dikonfirmasi terkait kasus ini.
(nwk/nrl)











































