Sejumlah kader muda Golkar yang mendukung pasangan capres-cawapres dari PDIP Jokowi-JK antara lain adalah ketua DPP Agus Gumiwang Kartasasmita, Anggota Balitbang DPP Golkar Indra J Piliang, dan anggota DPR RI Fraksi Golkar Meutya Hafid dan Poempida Hidayatullah.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Luhut Panjaitan juga memastikan ikut mendukung pasangan Jokowi-JK. Luhut menjadi sosok yang paling senior dalam dukungan terhadap JK.
Ketua umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) merespons hal ini dengan menyarankan mereka mundur dari jabatannya. Namun Ical menuturkan tak berkuasa memecat mereka dari kekaderan.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung sempat mengancam para kader yang membelot diberhentikan dari kepengurusan.
"Dalam konteks Golkar, ada PDLT: prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela. Apabila organisasi telah menetapkan keputusan, maka semua yang terkait seharusnya mengikuti keputusan tersebut," kata Akbar.
Namun kader muda Partai Golkar Poempida Hidayatullah bereaksi keras atas pernyataan Akbar Tandjung tersebut. "Apa yang kemudian disebut oleh Bang Akbar mengenai loyalitas pun akan menjadi sumir apakah yang dimaksud itu loyalitas pada kewibawaan Partai atau kebijakan seorang Ketua Umum?" kata Poempida.
Menurut dia dalam AD/ART Partai, Golkar tidak dapat dipersonifikasi oleh seorang Ketua Umum. Namun Poempida bisa memahami, bahwa pernyataan Akbar tersebut disampaikan untuk melegitimasi kebijakan pemecatan yang dikeluarkannya di tahun 2004.
Berikut infografis terkait pecahnya golkar:

(mad/trq)











































