"Obyek vital strategis nasional kan pengaruhnya sangat luas sekali terhadap kehidupan nasional kita. Kita lihat negara-negara lain seperti Korea obyek vital strategis mereka dijaga tentara," ujar Asisten Teritorial Panglima TNI, Mayjen N.G. Sugiartha usai penandatangan kerjasama di kompleks Kawasan Berikat Nusantara (KBN) di Marunda, Jakut, Rabu (21/5/2014).
Menurut Sugiartha, yang mewakili Panglima TNI Jenderal Moeldoko dalam penandatanganan kerjasama ini, kerjasama antara TNI dan PT KBN bertujuan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan investor.
"Jadi ada 4 poin dalam pemanfaatan KBN ini, jadi kerjasama di bidang pendidikan, pelatihan, kemudian asistensi pengamanan, kemudian mungkin di bidang manajemen pengamanan misalnya pelatihan SDM yang menangani dalam bidang masing-masing," ujar Sugiartha.
TNI secara umum hanya melakukan asistensi dan bukan mengerahkan personel dalam menjaga keamanan PT.KBN ini. "Kita memberikan asistensi di dalam sini supaya KBN ini mampu berdiri sendiri akhirnya. Pelatihan-pelatihan terhadap struktur di sini sehingga akhirnya nanti mereka terus mandiri. Kalau ada anggota TNI yang nakal juga kita tindak secara hukum, secara tegas," jelas jenderal bintang dua ini.
Sugiartha juga mengatakan bahwa mengamankan obyek vital strategis sangat penting agar tidak ada kesempatan pihak lain untuk menyerang. "Misalnya obyek vital strategis di Suralaya, ini kalau disabet atau gimana kan bisa dari segala arah, dari udara bisa. Yang mempunyai alutsista bagaimana dia tidak masuk itu kan TNI, pesawat atau apa-apanya. Kita sesuai dengan negara-negara lain," ungkap Sugiartha.
Sementara menurut Direktur Utama PT. KBN Satar Tabah, kerjasama ini dilakukan karena adanya permintaan dari investor yang akan membangun sejumlah proyek. "Dari investor ini ada 4 hal yang diminta. Masalah keamanan, keringanan, dan masalah fasilitas yang memadai untuk menjaga kelancaran usaha," ujar Satar.
Satar memberi contoh, syarat utama yang diinginkan salah satu perusahaan yang rencananya akan berinvestasi Rp 36 triliun adalah bagaimana KBN menjamin keamanan pada proyek yang akan mereka bangun di kompleks industri terpadu itu. Proyek tersebut adalah Pembangkit Tenaga Listrik dua kali 1000 megawatt. Selain itu juga akan dibangun dermaga pelabuhan 1 Km lebih dan di atas akan dibangun terminal BBM, gas, serta banker minyak dan pergudangan.
"Pakai orang asing semua, perlu kita adakan kewaspadaan pengamanan dalam rangka penyelesaian proyek itu supaya berjalan lancar. Bagaimana menjaga, bagaimana mereka terus menjalankan usaha. Tentunya kalau usaha bagus akan berinvest lagi. Semua umumnya masalah keamanan yang diminta," tambah Satar.
KBN yang memiliki luas 680 hektar ini berada pada 3 lokasi, yaitu di Cakung, Marunsa dan Tanjung Priok. PT. KBN merupakan pengelola Kawasan Industri Terpadu yang bergerak di bidang pengelolaan properti, logistik, pelabuhan san fasilitas penunjang lainnya dengan total investor 350 perusahaan, 140 di antaranya adalah perusahaan asing.
Penandatangan kerjasama ini adalah lanjutan dari MoU yang telah ditandatangani oleh Panglima TNI dan Direktur Utama PT KBN pada Januari lalu. Kerjasama ini berlaku selama 3 tahun, namun menurut Sugiartha masih bisa dilanjutkan lagi apabila ada kesepakatan antara TNI dan KBN.
"(Ini) jadi secara teknisnya, bagaimana aturan hukumnya. Intinya bagaimana TNI ini memberikan keamanan dan kenyamanan investor yang masuk. Kemudian pertumbuhan perekonomian kita bisa maju dengan pesat lalu kesejahteraan masyarakat meningkat, juga nanti pertahanan kita terutama dalam bidang pembelian alutsista juga meningkat," pungkas Sugiartha.
(mad/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini