"Ini manuver yang disengaja Golkar. Golkar berkepentingan terhadap siapapun yang terpilih sebagai presiden dan wapres," kata Arya saat dihubungi Rabu (21/5/2014).
Menurut Arya, Golkar menyadari poros Jokowi-JK yang diusung PDIP, NasDem, PKB dan Hanura tetap membutuhkan Golkar untuk memuluskan kebijakan pemerintah yang diputus melalui DPR.
"Siapapun yang terpilih akan membutuhkan dukungan Golkar di parlemen. Jadi Golkar sengaja membuat manuver mendukung Jusuf Kalla di satu sisi, dan pada sisi yang lainnya secara formal mendukung Prabowo-Hatta. Saya kira ini strategi yang dimodifikasi dari strategi pilpres 2004 lalu," sebut Arya.
Para kader muda Golkar pendukung Jokowi-JK di antaranya Agus Gumiwang Kartasasmita, Poempida Hidayatulloh, Indra J Pilliang, Andi Harianto Sinulingga, Meutya Hafid dan belasan orang lainnya. Mereka termasuk Luhut mengaku siap menerima sanksi atas pilihan politik yang berbeda.
(fdn/edo)