Menebak Manuver SBY di Injury Time

Menebak Manuver SBY di Injury Time

- detikNews
Rabu, 14 Mei 2014 10:43 WIB
Menebak Manuver SBY di Injury Time
Jakarta - Mengejutkan, Ketum Golkar yang juga capres dari partai beringin itu, Aburizal Bakrie (Ical) bertemu dengan capres PDIP Joko Widodo di Pasar Gembrong, Jakarta Pusat kemarin. Keduanya sama-sama berpakaian putih. Keduanya sama-sama mengisyaratkan akan berkoalisi dengan mengusung tema kerakyatan. Benarkah Golkar akhirnya melabuhkan pilihannya kepada PDIP?

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi pertemuan Ical dengan Jokowi memang mengisyaratkan sinyal kuat Golkar akan berkoalisi dengan PDIP. Namun hal itu belum final.

"Saya melihat ada kebutuhan Golkar untuk tidak membiarkan posisinya sendiri dalam kedaan 'andi lau' antara dilema dan galau. Maka Golkar harus mencari kepastian koalisi ketemu dengan Jokowi," ujar Ari saat berbincang dengan detikcom, Selasa (13/5/2014) malam.

Yang dilakukan Ical, menurut Ari, dalam komunikasi politik sebagai 'panggung depan'. Di 'panggung belakang', ada kebutuhan Golkar untuk berkoalisi yang terus dibicarakan dengan PDIP.

Kecenderungan GOlkar merapat ke PDIP tidak dipungkiri karena faktor Jusuf Kalla (JK) yang selama ini dikabarkan menguat sebagai bakal cawapres Jokowi di Pilpres mendatang. Bagaimanapun kata Ari, JK tidak bisa melepaskan 'baju'nya dari Golkar karena dia pernah menjadi ketua umum partai kuning tersebut.

"Bagi Jokowi dukungan Golkar menjadi penting untuk menguatkan parlemen. Namun Jokowi tidak menginginkan Ical sebagai cawapres. Itu lah tabiat Golkar, mencari keuntungan-keuntungan dari koalisi, mencari kepuasan dan kepastian masuk dalam gerbong koalisi," tutur Ari.

Namun begitu, Ari mengingatkan, Golkar dan PDIP belum final. Keduanya masih melakukan penjajakan koalisi meski dua kutub yang akan bertarung di Pilpres nanti makin menguat. Menurutnya, masih ada faktor penentu lainnya yang belum bersikap, yaitu Partai Demokrat dan SBY.

Menurut dia, manuver SBY di akhir-akhir jelang pendaftaran capres-cawapres akan sangat menentukan. Peluang terbentuknya poros koalisi ke tiga masih mungkin terbentuk.

"Masih bisa mungkin di saat injury time. SBY cerdas, dia masih dapat memainkan poros alternatif," imbuhnya.

Menurut Ari, dalam beberapa hari terakhir ini bisa jadi SBY melakukan gerakan yang tak terduga, membuat formula baru poros alternatif.

"Saya kira SBY jangan terlalu lama memutuskan, sehingga partai-partai politik lain cepat bergabung. Tapi jika sikap SBY lamban bisa bikin koalisi ketiga sulit. PD akan lebih memilih Gerindra," pungkas Ari.

(rmd/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads