Berat Bom Kedubes Australia 600 Kilogram

Berat Bom Kedubes Australia 600 Kilogram

- detikNews
Sabtu, 18 Des 2004 06:02 WIB
Jakarta - Bom yang meledak di depan Kedubes Australia, 9 September lalu memiliki berat bersih sekitar 600 kilogram. Bom tersebut memiliki komposisi unik. Mulai dari TNT, Urea, Asam hidrat, alkohol, air raksa, yodium, nitrat, hingga filter 100 lembar. Bom berdaya ledak High Explosive diracik khusus oleh Demolition Man, Dr. Azahari. Untuk mengupulkan bahan dasar pembuatan bom tidak mudah. Bahkan urea, salah satu komposisi dasar bom tersebut, dikumpulkan dari berbagai warung dan toko kimia di 3 propinsi. Maklum, urea yang dibutuhkan saja mencapai 25 kilogram. "Bahan-bahan itu dibeli tidak di satu tempat, dimana-mana. Untuk mencari arang di Cikande, Serang saja sehari cuma dapat beberapa kilo tidak sesuai dengan yang diharapkan. Jumlah ureanya setengah kwintal dibeli eceran, tidak satu tempat. Ada yang di Jatim, Jabar, Jakarta. Dimana ada kebutuhan itu dikumpulkan karena itu kan bisa dibeli di toko-toko kimia," jelas seorang sumber detikcom yang dirahasiakan identitasnya. Sumber tersebut menjelaskan, setelah bahan bom dikumpulkan. Mulailah diracik oleh 9 pelaku pemboman, yakni Dr Azahari, Noordin Moch Top, Rois alias Iwan, Hasan, Sogir, Apuy alias Syaiful Bahri, Agus Achmad Hidayat, Irun dan Heri Golun yang menjadi pelaku bom bunuh diri.Tidak aneh bila mereka selalu mencari rumah kontrakan yang menyerupai bengkel. Bahkan menurut pengakuan para tetangga, mereka kerap mendengar seperti bunyi menumbuk dan memukul pagi dan malam. "Untuk perakitan terakhir yang bisa hanya Azahari dan itu juga masuk dalam ruangan yang lainnya nggak ada yang ikut, karena sangat sensitif, bisa meledak. Finalnya Dr Azahari kalau masih kasanya semua ikut membantu," urai sumber tersebut. Para pelaku pemboman sudah mendapat pembagian tugas oleh Dr. Azahari dan Noordin, yakni Rois, Hasan Apuy dan Sogir bertugas menyiapkan segala sesuatu dari Surabaya hingga Jakarta, hingga sampai dibawa ke Cengkareng.Irun bertugas menyediakan penginapan di Subang dan Cikampek. Sedangkan Agus Achmad Hidayat bertugas penyedia logistik waktu kelompok ini 2 bulan mengontrak di Cengkareng. Agus Achmad wilayah operasionalnya di Jawa Barat dan Jakarta."Rois dan Hasan bertugas belanja bahan-bahan bom dan beli mobil yang digunakan untuk meledakkan bom yang dinaiki Heri Golun. Yang jelas Rois dan Hasan bagian logistik, itu termasuk penyedia, pembeli segala macam bahan bom. Kalau Apuy dan Sogir tugasnya sebagai pembantu umum saja. Dia di suruh apa sajalah, ngangkut-ngangkut dan mengoplos bahan peledak, Itu kan barang sensitive," jelas sumber tersebut. Semua pendanaan peledakan menurut pengakuan Rois cs dikucurkan langsung oleh Azahari. Sementara, dari keterangan Rois, dikabarkan dana yang dimiliki Noordin dan Dr. Azahari kian menipis. Salah satu pelaku bom adalah PNS aktifHasan, salah satu pelaku bom kuningan yang ditangkap bersamaan dengan Rois adalah pegawai negeri sipil di salah satu BUMN Surabaya. Bahkan saat ditangkap, dia masih aktif tercatat bekerja di sana. Bahkan para tersangka lainnya pernah menginap di kantor Hasan. Hasan adalah salah satu tersangka yang menyandang gelas sarjana ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Surabaya. "Dia kan pegawai negeri sipil di BUMN, tapi dimanfaatkan dalam hal ini karena dia punya fasilitas, dia punya kendaraan kantor, bahkan mereka sempet nginep di kantor. Sampai saat ini dia masih aktif sebagai PNS belum dipecat. Waktu bergabung dengan Azahari juga masih aktif," ungkap sumber tersebut. (fab/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads