PDI Perjuangan memastikan calon pendamping Jokowi akan dibahas bersama partai mitra koalisi, pun begitu dengan Prabowo. Bagaimana mestinya partai memilih bakal calon penumpang kendaraan dinas berplat nomor RI 2?
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Andrinof Chaniago mengatakan, hal yang harus diutamakan saat memilih cawapres adalah kompetensi tokoh tersebut. "Kompetensi capres dan cawapres harus saling melengkapi," kata Andrinof saat berbincang dengan detikcom, Senin (12/5/2014).
Partai politik semestinya memilih cawapres yang secara kompetensi bisa mendongkrak suara bagi si capres. Apabila kompetensi capres dan cawapres sudah saling melengkapi, Andrinof yakin pasangan tersebut bisa mendulung perolehan suara yang tinggi. Faktor asal muasal cawapres pun bisa diabaikan. "Apabila kompetensi seorang cawapres bagus, dia akan menjadi pendulang suara bagi partai pengusung," papar Andrinof.
Namun, apabila secara kompetensi tak juga ditemukan figur cawapres yang bisa mendongkrak suara si capres partai politik bisa mempertimbangkan basis wilayah. Misalkan Jawa-Luar Jawa.
Andrinof Chaniago pun menyarankan agar partai politik mengumumkan secara terbuka tahapan-tahapan penentuan cawapres. "Sebaiknya dijelaskan proses mencari cawapres ini, berapa nama yang masuk, nama yang muncul," papar Andrinof.
(erd/fdn)











































