Kendati begitu, warga 'pemburu' batu akik tidak seramai sebelumnya. Pada sekitar pukul 17.00 WIB, hanya ada 3 warga yang tampak sedang menggali. Namun menjelang maghrib, pencari batu akik kian bertambah banyak. Setidaknya terdapat sekitar 13 orang yang mencari di lokasi. Namun selepas adzan maghrib, pencari kembali sepi. Hanya 3 orang yang tersisa.
Selain pencari batu, di lokasi penggalian juga terdapat 4 penjual batu hasil galian di lokasi. Salah satunya adalah Toto. Lapak pria paruh baya ini merupakan yang paling ramai didatangi warga, silih berganti.
Di lapaknya, Toto menjual berbagai batu seperti panca warna, hati ayam, jantung batu dan lainnya. Batu - batu yang menurut pengakuannya diperoleh dari lokasi penggalian tersebut, ditawarkan mulai Rp 1.000, Rp 5.000, Rp 10.000 dan Rp 20.000. Tergantung ukuran besar kecil bongkahan batu.
"Sudah dua minggu ini jual (batu). Sebelummnya nyari, ya disini. Di sini (di lokasi) nggak hanya batu akik, ada juga giok," ujarnya di lokasi.
Toto menjelaskan, batu-batu di lapaknya itu bukan miliknya sendiri. Tapi bersama dua orang rekannya. Mereka berjualan hinggan tengah malam. Pendapatannya juga tergolong lumayan. Mereka mampu meraup untung hingga ratusan ribu per hari.
"Kemarin Rp 400 ribu. Sekarang cuma setengahnya. (Hasil penjualan) dibagi 3," katanya.
(idh/ndr)