"Pengaruhnya terutama terhadap pejabat incumbent yang akan maju," kata Qodari saat berbincang dengan detikcom, Rabu (7/5/2014).
Dia mencontohkan pada 2009 lalu approval rating Yudhoyono di atas 60 persen, dan terbukti pasangan SBY-Boediono memenangkan pemilihan presiden dengan 62 persen suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kontek konvensi Partai Demokrat, Qodari menyebut bisa saja efek angka kepuasan SBY mengalir ke Pramono Edhie Wibowo. Itu pun menurut dia pengaruhnya tak sekuat saat SBY sendiri yang maju.
Qodari mengatakan meski ditopang oleh angka kepuasan publik yang tinggi belum tentu pasangan yang direstui SBY akan menuai hasil memuaskan dalam pilpres nanti.
Pasalnya faktor yang paling menentukan kemenangan dalam pilpres adalah popularitas si calon. "Baru kemudian mesin partai dan terakhir dukungan incumbent," kata Qodari.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman mengatakan, angka kepuasan publik atas kepemimpinan SBY menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan arah koalisi.
Apabila nanti ada peserta konvensi yang menurut hasil survei, elektabilitasnya mencapai angka minimal untuk digabungkan dengan approval rating SBY, maka Demokrat akan mengusung capres sendiri. Namun jika tidak ada, Demokrat mungkin akan mendukung capres yang diusung partai lain.
Hayono yakin approval rating SBY sekarang akan mempengaruhi elektabilitas calon presiden yang akan diusung Partai Demokrat. "Syaratnya approval rating Pak SBY yang tinggi harus didukung capres konvensi dengan hasil survei di angka minimal. Sehingga kekuatan SBY efektif," kata Hayono saat berbincang dengan detikcom, Rabu (7/5/2014).
Namun Hayono mengaku tidak tahu pasti angka minimal hasil survei terhadap capres peserta konvensi yang efektif untuk digabung dengan approval rating SBY. "Itu Pak SBY dan ketua komite yang tahu," kata Hayono.
(erd/bpn)











































