Sekelumit Masalah Monas dari Masa ke Masa

Monas 'Dimandikan'

Sekelumit Masalah Monas dari Masa ke Masa

- detikNews
Rabu, 07 Mei 2014 13:40 WIB
Jakarta - Monumen Nasional atau Monas memiliki kisah menarik dalam sejarahnya. Monumen yang dibangun pada era Presiden Soekarno ini dibangun di tengah himpitan ekonomi Indonesia pada kala itu.

Dari buku 'Monumen Nasional Monumen Keagungan Perjuangan Bangsa Indonesia' yang ditulis Ekki Husein Katiti, diketahui, Monas dibangun ketika Indonesia sedang terpuruk di bidang ekonomi.

Pada saat awal perencanaan, Presiden Soekarno sempat menolak rancangan pembangunan Monas. Alasannya, anggaran pembangunan arsitek Frederich Silaban terlalu mahal. Pembangunan pun sempat ditunda.

Lantas Soekarno meminta bantuan kepada seorang arsitek berdarah Jawa RM Soedarsono. Hingga akhirnya proyek dimulai pada tahun 1965. Namun tidak jelas berapa anggarannya, kemungkinan besar lebih pas dengan situasi keuangan pemerintah kala itu.

Di tengah jalan, proses pembangunan tidak berjalan mulus. Peristiwa G 30 S/1965 membuat pembangunan ikon Indonesia ini terhenti. Setahun setelah peristiwa 3 September 1965, pembangunan kembali berlanjut. Hingga akhrinya monumen ini diresmikan pada 12 Juli 1975.

Tinggi Monas adalah 132 meter dan luas area adalah 80 hektar. Pada peresmian pada tahun 1975, masih ada beberapa area di taman yang belum selesai. Diorama sejarah yang terdapat di ruang bawah tanah Monas juga masih dikerjakan.

Kini Monas telah dikenal sebagai tempat wisata sejarah di Jakarta. Masalah Monas pun berganti, dari urusan pembangunan hingga kini ke perawatan. Yang paling terasa adalah maraknya pedagang kaki lima. Mereka 'membanjiri' Monas dan semakin sulit ditertibkan.

Pemprov DKI sudah menggunakan segala cara untuk membersihkan mereka dari Monas. Namun tak berhasil. Akhirnya, pendekatan lain pun ditempuh. Daripada bentrok dengan para pedagang, pemerintahan Jokowi membuat peraturan denda hingga Rp 20 juta bagi pengunjung yang membeli dagangan ke para penjual tersebut. Cara ini dianggap paling menjanjikan untuk menjaga kebersihan Monas.



(rvk/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads