Sejak sebulan lalu, upaya pencarian ini sudah dimulai. Awalnya dari isu mulut ke mulut tentang adanya batu giok bernilai jutaan rupiah yang berada di tanah kosong. Hingga kemudian akhirnya batu akik yang ditemukan para pencari.
Sejumlah orang sudah berkomentar soal fenomena batu tersebut. Ada warga yang percaya batu itu bernilai, polisi yang menyebut itu hanya batu taman biasa, hingga pakar geologi yang menganggap batu itu ada nilainya, namun tak bisa dieksploitasi seenaknya.
Kenapa batu itu tak boleh digali semena-mena? Sebab, kepemilikannya masih atas nama pribadi, bukan tanah kosong tanpa pemilik. Lalu, ada potensi kerusakan lingkungan, bila fenomena ini terus dibiarkan.
Apa saja komentar pihak-pihak terkait tentang batu tersebut? Berikut pendapat mereka dalam infografis dan multiple page:

|
Warga: Berharga Jutaan
|
Edison salah satu warga yang tinggal di luar kawasan tersebut mengatakan, hanya ada batu akik dengan warna tertentu saja di lahan milik pengusaha tersebut. Nilainya pun paling mahal Rp 1 juta. Itu pun dalam jumlah banyak.
Jika dilihat sekilas, batu-batu yang diperebutkan orang itu sama saja dengan batu kali biasa. Namun, ketika bongkahan batu dibelah, perbedaan mulai nampak. Bagian dalam batu itu memancarkan warna yang berbeda-beda. Ada yang berwarna merah darah, putih dan cokelat. Bahkan ada salah satu batu yang terlihat bentuk pola garis di bagian dalamnya.
Menurut para 'penambang' dadakan yang berada di tanah kosong itu, batu yang mereka temukan adalah bahan mentah untuk membuat akik. Masih dibutuhkan proses panjang hingga akhirnya batu-batu itu bisa berwujud akik dan dipakai sebagai perhiasan.
Meski belum berwujud akik, batu-batu yang ditemukan warga sudah laku dijual. Harga berkisar antara puluhan hingga ratusan ribu rupiah tiap bongkahnya. Harga tentu bergantung pada kualitas batu akik yang akan dihasilkan nantinya.
"Kemarin ada yang jual, satu kantong dihargai Rp 1 juta," kata Edison.
Mereka yang mencari batu bukan warga sekitar daerah tersebut. Namun datang dari Bekasi, Karawang, Bogor, hingga daerah lainnya. "Orang sini malah sudah malas," ujar mama bule salah, satu warga yang tinggal tak jauh dari lahan itu.
Warga: Berharga Jutaan
|
Edison salah satu warga yang tinggal di luar kawasan tersebut mengatakan, hanya ada batu akik dengan warna tertentu saja di lahan milik pengusaha tersebut. Nilainya pun paling mahal Rp 1 juta. Itu pun dalam jumlah banyak.
Jika dilihat sekilas, batu-batu yang diperebutkan orang itu sama saja dengan batu kali biasa. Namun, ketika bongkahan batu dibelah, perbedaan mulai nampak. Bagian dalam batu itu memancarkan warna yang berbeda-beda. Ada yang berwarna merah darah, putih dan cokelat. Bahkan ada salah satu batu yang terlihat bentuk pola garis di bagian dalamnya.
Menurut para 'penambang' dadakan yang berada di tanah kosong itu, batu yang mereka temukan adalah bahan mentah untuk membuat akik. Masih dibutuhkan proses panjang hingga akhirnya batu-batu itu bisa berwujud akik dan dipakai sebagai perhiasan.
Meski belum berwujud akik, batu-batu yang ditemukan warga sudah laku dijual. Harga berkisar antara puluhan hingga ratusan ribu rupiah tiap bongkahnya. Harga tentu bergantung pada kualitas batu akik yang akan dihasilkan nantinya.
"Kemarin ada yang jual, satu kantong dihargai Rp 1 juta," kata Edison.
Mereka yang mencari batu bukan warga sekitar daerah tersebut. Namun datang dari Bekasi, Karawang, Bogor, hingga daerah lainnya. "Orang sini malah sudah malas," ujar mama bule salah, satu warga yang tinggal tak jauh dari lahan itu.
Polisi: Itu Cuma Batu Taman
|
"Nggak benar ada batu giok, itu batu taman," jelas Kapolsek Cilandak Kompol Sungkono.
Sungkono menjelaskan, sudah hampir dua pekan ini warga datang ke lokasi dan melakukan penggalian mencari batu akik. Warga datang ke lokasi karena ada isu menyebar di lokasi ada batu giok yang ditemukan.
Garis polisi yang sudah dipasang pun akhirnya dicabuti. Warga tidak peduli dengan imbauan polisi. Banyak yang masih yakin batu itu benar-benar bernilai.
"Mungkin nanti apa kita angkut saja batu-batu taman itu dari situ ya? Tapi dibuang di mana?" canda Sungkono.
Polisi: Itu Cuma Batu Taman
|
"Nggak benar ada batu giok, itu batu taman," jelas Kapolsek Cilandak Kompol Sungkono.
Sungkono menjelaskan, sudah hampir dua pekan ini warga datang ke lokasi dan melakukan penggalian mencari batu akik. Warga datang ke lokasi karena ada isu menyebar di lokasi ada batu giok yang ditemukan.
Garis polisi yang sudah dipasang pun akhirnya dicabuti. Warga tidak peduli dengan imbauan polisi. Banyak yang masih yakin batu itu benar-benar bernilai.
"Mungkin nanti apa kita angkut saja batu-batu taman itu dari situ ya? Tapi dibuang di mana?" canda Sungkono.
Geolog: Itu Batuan Tua
|
"Melihat foto-foto batuan tersebut tampaknya merupakan pecahan-pecahan dari bongkahan batuan beku yang telah mengalami proses ubahan atau alterasi yang menjadikan batuan asal mengalami kristalisasi ulang berupa mineral kuarsa/silikaan (SiO2 sekunder), dapat berwarna gelap hingga cerah, umumnya keras dan tajam," jelas pengajar di Sekolah Tinggi Teknologi Nasional ini.
Mantan pemimpin redaksi majalah Geologi Indonesia ini menambahkan, batuan itu memang bisa diolah jadi batu akik dengan warna yang beragam. Misalnya seperti kecubung, onik, opal dan sebagainya. Namun soal nilai, Hill tak menyebutkan berapa kisarannya.
"Seringkali terjadinya mineral atau batuan tersebut dihubungkan dengan proses akhir dari suatu kegiatan gunung api tua atau postvolcanism, sehingga batuan tersebut umumnya berumur sangat tua," jelasnya.
Geolog Dr Ir Sari Bahagiarti Kusumayudha MSc mengakui ada beberapa di antara batu itu yang masuk kategori batu berharga.
"Berdasarkan gambar yang ada, menurut pengamatan saya, di antara pecahan-pecahan batu tersebut memang sepertinya menunjukkan ciri-ciri sebagai batu berharga, atau batu bahan baku perhiasan/permata," jelas geolog yang akrab disapa Sari ini dalam surat elektroniknya kepada detikcom, Jumat (2/5/2014).
"Warnanya menarik, ada yang merah hati, merah jambu, biru, hijau, ungu, kuning, hitam, putih bening dll. harganya ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah," jelas Sari yang juga dosen sekaligus Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional (UPN) di Yogyakarta.
Geolog: Itu Batuan Tua
|
"Melihat foto-foto batuan tersebut tampaknya merupakan pecahan-pecahan dari bongkahan batuan beku yang telah mengalami proses ubahan atau alterasi yang menjadikan batuan asal mengalami kristalisasi ulang berupa mineral kuarsa/silikaan (SiO2 sekunder), dapat berwarna gelap hingga cerah, umumnya keras dan tajam," jelas pengajar di Sekolah Tinggi Teknologi Nasional ini.
Mantan pemimpin redaksi majalah Geologi Indonesia ini menambahkan, batuan itu memang bisa diolah jadi batu akik dengan warna yang beragam. Misalnya seperti kecubung, onik, opal dan sebagainya. Namun soal nilai, Hill tak menyebutkan berapa kisarannya.
"Seringkali terjadinya mineral atau batuan tersebut dihubungkan dengan proses akhir dari suatu kegiatan gunung api tua atau postvolcanism, sehingga batuan tersebut umumnya berumur sangat tua," jelasnya.
Geolog Dr Ir Sari Bahagiarti Kusumayudha MSc mengakui ada beberapa di antara batu itu yang masuk kategori batu berharga.
"Berdasarkan gambar yang ada, menurut pengamatan saya, di antara pecahan-pecahan batu tersebut memang sepertinya menunjukkan ciri-ciri sebagai batu berharga, atau batu bahan baku perhiasan/permata," jelas geolog yang akrab disapa Sari ini dalam surat elektroniknya kepada detikcom, Jumat (2/5/2014).
"Warnanya menarik, ada yang merah hati, merah jambu, biru, hijau, ungu, kuning, hitam, putih bening dll. harganya ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah," jelas Sari yang juga dosen sekaligus Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional (UPN) di Yogyakarta.
Halaman 2 dari 8
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini