Lewat foto penampakan batu-batu itu, Geolog Dr Ir Sari Bahagiarti Kusumayudha MSc mengakui ada beberapa diantara batu itu yang masuk kategori batu berharga.
"Berdasarkan gambar yang ada, menurut pengamatan saya, di antara pecahan-pecahan batu tersebut memang sepertinya menunjukkan ciri-ciri sebagai batu berharga, atau batu bahan baku perhiasan/permata," jelas geolog yang akrab disapa Sari ini dalam surat elektroniknya kepada detikcom, Jumat (2/5/2014).
Menurut Sari, batu berharga dapat dijumpai di pegunungan, biasanya di bawah permukaan tanah. Ciri-ciri batu berharga adalah mempunyai kekerasan yang tinggi, tidak tergores oleh benda-benda tajam yang terbuat dari besi atau logam lainnya.
"Warnanya menarik, ada yang merah hati, merah jambu, biru, hijau, ungu, kuning, hitam, putih bening dll. harganya ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah," jelas Sari yang juga dosen sekaligus Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional (UPN) di Yogyakarta.
Diketahui tanah kosong itu dahulu memang milik seorang kaya Tionghoa, sebelum sekarang menjadi milik pemerintah untuk proyek jalan tol. Sang pemilik rumah dahulu menjadikan tanah kosong itu taman dengan bebatuan hias yang dibawa dari daerah Klaten, Wonogiri, dan Wonosari. Menurut cerita penduduk setempat, dahulu kala malam saat lampu menyala bebatuan itu juga menyala terkena lampu.
Sari kemudian menjelaskan, batu giok itu termasuk batu berharga (warnanya hijau), tetapi tidak semua batu berharga merupakan batu giok. Dan batu berharga dibentuk oleh alam dalam waktu jutaan tahun lamanya, mereka tersimpan oleh alam pula.
"Di seluruh wilayah Indonesia banyak pegunungan yang mengandung bebatuan berharga. Sementara itu, saya tidak tahu dimana terdapatnya batu berharga yang sudah dieksploitasi menjadi harta karun manusia," tutup dia.
(rmd/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini