"Gaji DPR kalau diambil ya diambil, tapi bukan untuk saya, untuk memenuhi aspirasi warga, untuk bantu warga, dan itu transparan, nanti saya pasang di facebook, semua rinciannya di situ. Seperti ada warga yang ijazah anaknya ditahan dan lain-lainnya," kata Aryo kepada wartawan di kantor DPP Gerindra, Jalan Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2014).
Di DPR nanti, Aryo menjelaskan, ia ingin duduk di komisi yang sesuai dengan latar belakangnya sebagai pengusaha.
"Saya latar belakang pengusaha, di dapil saya banyak buruh. Jadi saya merasa ingin berkontribusi di mana saya bisa dengan keahlian saya," ujarnya.
Sementara itu, Aryo menjelaskan bahwa ia tidak akan pergi ke luar negeri dengan menggunakan uang rakyat.
"Yang pasti saya tidak akan ke luar negeri pakai uang rakyat. Saya ada uang sendiri kok. Buat apa kita ke luar negeri perjalanan dinas dengan dana pemerintah kalau nggak ada hasilnya," ujarnya.
Aryo menjelaskan, biaya perjalanan dinas di Indonesia mencapai Rp 2 trilun, dan anggota dewan dari Fraksi Gerindra DPR tidak pernah jalan-jalan ke luar negeri.
"Biaya perjalanan dinas di Indonesia itu Rp 2 triliun. Fraksi Gerindra 26 orang tidak pernah jalan-jalan ke luar negeri, ini suatu prestasi yang bisa kita lanjutkan," katanya.
(trq/van)