Lingkaran Predator Seksual di JIS

Lingkaran Predator Seksual di JIS

- detikNews
Rabu, 30 Apr 2014 12:53 WIB
Lingkaran Predator Seksual di JIS
Jakarta - Polisi sudah menetapkan enam orang sebagai tersangka kasus kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS). Dari jumlah tersebut, satu tersangka memilih bunuh diri setelah mengakui perbuatannya. Namun jangan lupakan peran si guru 'predator' William James Vahey.

Para tersangka adalah cleaner service dari perusahaan outsourcing kelas dunia, ISS. Mereka bernama Agun Iskandar, Virgiawan Amin alias Awan, Afrischa Setyani, Syahrial, Zainal Abidin dan Azwar.

Dua nama pertama ditetapkan sebagai tersangka lebih awal karena ditemukan bakteri spesifik di tubuh mereka dan korban. Sementara empat tersangka lainnya dijerat belakangan setelah polisi melakukan uji laboratorium terhadap mereka. Hasilnya, ada dua orang yang mengidap herpes seperti dimiliki korban.

Khusus Azwar, yang diumumkan sebagai tersangka paling akhir, sosoknya tak pernah dimunculkan polisi. Dia lebih dulu mengakhiri nyawanya sendiri di toilet penyidik dengan cara menenggak cairan pembersih lantai.

Bagaimana sosok keenam tersangka tersebut? Lalu seperti apa kaitannya dengan Vahey? Berikut ceritanya:


William James Vahey

FBI
Paedofil yang masuk daftar Federal of Bureau Investigation (FBI), William James Vahey, pernah bekerja di JIS dalam kurun waktu 1992 hingga 2002.

Menurut FBI, pria berumur 64 tahun diburu atas tuduhan kasus kekerasan seksual internasional. Dia pernah tercatat sebagai guru di berbagai sekolah swasta di berbagai negara sejak 1972.

Vahey sendiri dalam data FBI pernah mengajar sebagai guru di JIS selama 10 tahun. Sebelum di JIS, pria ini pernah tercatat sebagai guru di Saudi Aramco Schools di Dhahran, Saudi Arabia, dalam kurun waktu 1980 hingga 1992. Setelah itu dia masih terus melanglang buana sebagai guru di beberapa negara seperti London, Spanyol, Iran hingga Nikaragua.

Vahey melancarkan aksinya sebagai seorang paedofil dengan cara membuat korbannya yang berumur sekitar 12 hingga 14 tahun tertidur atau tak sadarkan diri. Dari data yang didapat FBI melalui USB milik Vahey, ada 90 orang korban yang saat ini identitasnya masih terus dicari.

Ulah Vahey terbongkar pada Maret 2014 saat dia mendapat kontrak mengajar di American Nicaraguan School. Saat itu pembantu rumah tangganya menemukan USB yang berisi gambar-gambar pornografi anak remaja pria.
 
Kasus ini kemudian dilaporkan oleh FBI. Dua hari setelah FBI memegang surat penggeledahan komputer Vahey, pria 64 tahun itu memilih bunuh diri pada 21 Maret 2014 di sebuah motel di Minnesota, AS.


Berdasarkan keterangan polisi, Vahey rupanya berkaitan dengan salah satu tersangka kekerasan seksual di JIS. Zainal, nama tersangka tersebut, mengaku pernah jadi korban sodomi Vahey. Belakangan, Zainal berbuat serupa pada anak-anak TK di JIS.

William James Vahey

FBI
Paedofil yang masuk daftar Federal of Bureau Investigation (FBI), William James Vahey, pernah bekerja di JIS dalam kurun waktu 1992 hingga 2002.

Menurut FBI, pria berumur 64 tahun diburu atas tuduhan kasus kekerasan seksual internasional. Dia pernah tercatat sebagai guru di berbagai sekolah swasta di berbagai negara sejak 1972.

Vahey sendiri dalam data FBI pernah mengajar sebagai guru di JIS selama 10 tahun. Sebelum di JIS, pria ini pernah tercatat sebagai guru di Saudi Aramco Schools di Dhahran, Saudi Arabia, dalam kurun waktu 1980 hingga 1992. Setelah itu dia masih terus melanglang buana sebagai guru di beberapa negara seperti London, Spanyol, Iran hingga Nikaragua.

Vahey melancarkan aksinya sebagai seorang paedofil dengan cara membuat korbannya yang berumur sekitar 12 hingga 14 tahun tertidur atau tak sadarkan diri. Dari data yang didapat FBI melalui USB milik Vahey, ada 90 orang korban yang saat ini identitasnya masih terus dicari.

Ulah Vahey terbongkar pada Maret 2014 saat dia mendapat kontrak mengajar di American Nicaraguan School. Saat itu pembantu rumah tangganya menemukan USB yang berisi gambar-gambar pornografi anak remaja pria.
 
Kasus ini kemudian dilaporkan oleh FBI. Dua hari setelah FBI memegang surat penggeledahan komputer Vahey, pria 64 tahun itu memilih bunuh diri pada 21 Maret 2014 di sebuah motel di Minnesota, AS.


Berdasarkan keterangan polisi, Vahey rupanya berkaitan dengan salah satu tersangka kekerasan seksual di JIS. Zainal, nama tersangka tersebut, mengaku pernah jadi korban sodomi Vahey. Belakangan, Zainal berbuat serupa pada anak-anak TK di JIS.

Agun Iskandar

Polisi menjerat Agun sebagai tersangka pertama bersama Virgiawan Amin alias Awan. Keduanya dipastikan terlibat karena ditemukan bakteri yang cocok dengan korban.

Tidak terlalu jelas bagaimana sosok kepribadian Agun sehari-hari. Saat didatangi ke kediamannya, keluarga dan tetangganya kompak bungkam. Yang jelas, diketahui Agung memiliki anak dan istri.

Dalam peristiwa kekerasan seks, Agun berperan sebagai pelaku. Dia juga kadang membantu rekannya memegang saat peristiwa tersebut. "Saudara Zainal melakukan (kekerasan seksual) Awan membantu, dan sebaliknnya Agun memegang sedang Awan melakukan," terang Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto.

Agun sudah melancarkan aksi kejinya berkali-kali. Bahkan dalam satu hari ada 7 peristiwa dengan korban berbeda.

Agun Iskandar

Polisi menjerat Agun sebagai tersangka pertama bersama Virgiawan Amin alias Awan. Keduanya dipastikan terlibat karena ditemukan bakteri yang cocok dengan korban.

Tidak terlalu jelas bagaimana sosok kepribadian Agun sehari-hari. Saat didatangi ke kediamannya, keluarga dan tetangganya kompak bungkam. Yang jelas, diketahui Agung memiliki anak dan istri.

Dalam peristiwa kekerasan seks, Agun berperan sebagai pelaku. Dia juga kadang membantu rekannya memegang saat peristiwa tersebut. "Saudara Zainal melakukan (kekerasan seksual) Awan membantu, dan sebaliknnya Agun memegang sedang Awan melakukan," terang Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto.

Agun sudah melancarkan aksi kejinya berkali-kali. Bahkan dalam satu hari ada 7 peristiwa dengan korban berbeda.

Virgiawan Amin alias Amin

Virgiawan Amin alias Awan juga punya peran cukup besar dalam kasus kekerasan seksual itu. Dia berkali-kali mengerjai korban di toilet JIS. Kini, dia terancam 15 tahun penjara.

Pihak keluarga menyebut Awan sebagai sosok pendiam. Namun sang nenek kerap melihat Awan bolak-balik ke warnet. Terkait perilaku seksnya, keluarga tidak ada yang tahu. Yang jelas, tak ada yang tahu soal kemungkinan Awan memiliki pacar.

Dalam peristiwa pencabulan, Awan kerap bekerjasama dengan lima pelaku lain seperti Zainal dan Agun. Mereka bergantian memegangi korban hingga melakukan kekerasan pada korban.

Virgiawan Amin alias Amin

Virgiawan Amin alias Awan juga punya peran cukup besar dalam kasus kekerasan seksual itu. Dia berkali-kali mengerjai korban di toilet JIS. Kini, dia terancam 15 tahun penjara.

Pihak keluarga menyebut Awan sebagai sosok pendiam. Namun sang nenek kerap melihat Awan bolak-balik ke warnet. Terkait perilaku seksnya, keluarga tidak ada yang tahu. Yang jelas, tak ada yang tahu soal kemungkinan Awan memiliki pacar.

Dalam peristiwa pencabulan, Awan kerap bekerjasama dengan lima pelaku lain seperti Zainal dan Agun. Mereka bergantian memegangi korban hingga melakukan kekerasan pada korban.

Afrischa alias Icha

Tersangka Afrischa alias Icha punya peran tersendiri dalam kasus kekerasan seks di JIS. Dia juga diduga memiliki kelainan seksual.

Dari kesaksian pemilik kos, Icha dikenal sebagai sosok pendiam belakangan ini. Namun disebutkan juga, Icha memiliki seorang teman pria yang cukup dekat dengannya. Tak ada yang menyangka dia bisa jadi pelaku kekerasan seksual terhadap anak.

Berdasarkan keterangan polisi, Icha memiliki berbagai peran dalam peristiwa kekerasan seksual di JIS. Ada satu momen dia memegangi korban, momen lainnya dia juga kadang memasukkan jari ke dubur korban.

Icha adalah satu-satu pelaku wanita dalam kasus ini. Diduga dia memiliki kelainan seksual dan cenderung sadistis.

Afrischa alias Icha

Tersangka Afrischa alias Icha punya peran tersendiri dalam kasus kekerasan seks di JIS. Dia juga diduga memiliki kelainan seksual.

Dari kesaksian pemilik kos, Icha dikenal sebagai sosok pendiam belakangan ini. Namun disebutkan juga, Icha memiliki seorang teman pria yang cukup dekat dengannya. Tak ada yang menyangka dia bisa jadi pelaku kekerasan seksual terhadap anak.

Berdasarkan keterangan polisi, Icha memiliki berbagai peran dalam peristiwa kekerasan seksual di JIS. Ada satu momen dia memegangi korban, momen lainnya dia juga kadang memasukkan jari ke dubur korban.

Icha adalah satu-satu pelaku wanita dalam kasus ini. Diduga dia memiliki kelainan seksual dan cenderung sadistis.

Zainal Abidin

Sebelum menjadi pelaku, Zainal Abidin mengaku pada penyidik Polda Metro Jaya bahwa dirinya pernah menjadi korban sodomi. Peristiwa ini dialaminya pertama kali saat berusia 5 tahun.

Usia Zainal saat ini adalah 28 tahun. Sehingga polisi masih mendalami keterangannya tersebut untuk menguak rantai kekerasan seksual yang dialami murid TK JIS.

Selain itu, Zainal mengaku juga pernah jadi korban bekas guru JIS, William James Vahey. Kala itu, Zainal masih berusia 14 tahun dan disodomi di bundaran Pondok Indah. Zainal dibawa oleh pria asing yang diyakininya sebagai Vahey. Kemudian ia dikerjai dan diberi uang Rp 20 Ribu.

Ternyata, Zainal memiliki hubungan dengan Awan. Keduanya sama-sama bekerja di JIS, yang dikontrak dari ISS. Dia juga memiliki penyakit herpes.

Zainal Abidin

Sebelum menjadi pelaku, Zainal Abidin mengaku pada penyidik Polda Metro Jaya bahwa dirinya pernah menjadi korban sodomi. Peristiwa ini dialaminya pertama kali saat berusia 5 tahun.

Usia Zainal saat ini adalah 28 tahun. Sehingga polisi masih mendalami keterangannya tersebut untuk menguak rantai kekerasan seksual yang dialami murid TK JIS.

Selain itu, Zainal mengaku juga pernah jadi korban bekas guru JIS, William James Vahey. Kala itu, Zainal masih berusia 14 tahun dan disodomi di bundaran Pondok Indah. Zainal dibawa oleh pria asing yang diyakininya sebagai Vahey. Kemudian ia dikerjai dan diberi uang Rp 20 Ribu.

Ternyata, Zainal memiliki hubungan dengan Awan. Keduanya sama-sama bekerja di JIS, yang dikontrak dari ISS. Dia juga memiliki penyakit herpes.

Syahrial

Syahrial memiliki peran yang sama dengan lainnya. Dia bergantian memegangi dan menjadi pelaku kekerasan seksual kepada para korban.

Syahrial juga diketahui memiliki penyakit herpes. Polisi menyebut, Syahrial beraksi dalam peristiwa sekitar bulan Februari 2014.

"Mereka saling bergantian membantu, SY lakukan pelaku lain memegangi dan yang lain jaga di pintu," terang Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto

Juga pada 14 Februari dan 17 Maret 2014, para pelaku kembali beraksi, termasuk Syahrial. "Pada 20 Maret 2014 ada dua peristiwa, korban tidak dikenal. Lokasi di toilet gymnastic, pelaku Awan, Sy, dan seorang lagi kita cari. Modus sama saling membantu," tutup Heru.

Syahrial

Syahrial memiliki peran yang sama dengan lainnya. Dia bergantian memegangi dan menjadi pelaku kekerasan seksual kepada para korban.

Syahrial juga diketahui memiliki penyakit herpes. Polisi menyebut, Syahrial beraksi dalam peristiwa sekitar bulan Februari 2014.

"Mereka saling bergantian membantu, SY lakukan pelaku lain memegangi dan yang lain jaga di pintu," terang Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto

Juga pada 14 Februari dan 17 Maret 2014, para pelaku kembali beraksi, termasuk Syahrial. "Pada 20 Maret 2014 ada dua peristiwa, korban tidak dikenal. Lokasi di toilet gymnastic, pelaku Awan, Sy, dan seorang lagi kita cari. Modus sama saling membantu," tutup Heru.

Azwar

Azwar adalah pelaku paling akhir yang diumumkan sebagai tersangka. Namun dia tak sempat dimunculkan ke publik karena bunuh diri di toilet penyidik Polda Metro Jaya.

Sebelum tewas, Azwar meninggalkan surat tulisan tangan dengan tinta warna biru di secarik kertas. Dia mengakui perbuatannya. Dia ikut melakukan perbuatan kepada anak TK JIS pada 17 Maret lalu.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, surat itu ditulis Azwar setelah dia selalu mengelak melakukan kejahatan seksual. Padahal lima rekannya yang juga dihadirkan di ruangan yang sama telah mengakui.

Kemudian polisi menyodorkan selembar kertas dengan harapan Azwar lebih leluasa membuat kesaksian. Di kertas itulah Azwar menuliskan pengakuannya. Dia juga menyampaikan penyesalannya.

Setelah menulis, Azwar pamit ke toilet dan ternyata dia mengakhiri hidupnya dengan minum Porstex pada Sabtu (26/4) siang. Sementara pengacara Azwar, Irfan Fahmi, menyatakan bahwa sebelum bunuh diri, kliennya bersikeras mengatakan tidak melakukan kejahatan di JIS. Keluarga Azwar menolak dilakukan autopsi kepada pria 28 tahun yang hendak menikah setelah L.

Azwar

Azwar adalah pelaku paling akhir yang diumumkan sebagai tersangka. Namun dia tak sempat dimunculkan ke publik karena bunuh diri di toilet penyidik Polda Metro Jaya.

Sebelum tewas, Azwar meninggalkan surat tulisan tangan dengan tinta warna biru di secarik kertas. Dia mengakui perbuatannya. Dia ikut melakukan perbuatan kepada anak TK JIS pada 17 Maret lalu.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, surat itu ditulis Azwar setelah dia selalu mengelak melakukan kejahatan seksual. Padahal lima rekannya yang juga dihadirkan di ruangan yang sama telah mengakui.

Kemudian polisi menyodorkan selembar kertas dengan harapan Azwar lebih leluasa membuat kesaksian. Di kertas itulah Azwar menuliskan pengakuannya. Dia juga menyampaikan penyesalannya.

Setelah menulis, Azwar pamit ke toilet dan ternyata dia mengakhiri hidupnya dengan minum Porstex pada Sabtu (26/4) siang. Sementara pengacara Azwar, Irfan Fahmi, menyatakan bahwa sebelum bunuh diri, kliennya bersikeras mengatakan tidak melakukan kejahatan di JIS. Keluarga Azwar menolak dilakukan autopsi kepada pria 28 tahun yang hendak menikah setelah L.
Halaman 2 dari 16
(mad/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads