Supriyadi menyebut sejauh ini kerusakan aliran Bengawan Solo karena upaya penambangan hingga pengerukan di muara sungai yang mengakibatkan sedimen.
"Masyarakat di atas itu. Banyak di Wonogiri yang tambang emas terus limbahnya masuk ke sungai. Itu rusak biota-biota di sungai kan. Bukan membaik tapi semakin prihatin," kata Supriyadi saat ditemui di sela-sela acara 'Diskusi Nasional/Simposium Peringatan Hari Bumi' di Gedung Serba Guna, Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (29/4/2014).
Supriyadi mengatakan, jika dibiarkan dikhawatirkan bakal terjadi dampak bencana banjir seperti tujuh tahun lalu. Selain 'kenakalan' masyarakat setempat, beberapa area sungai Bengawan Solo sudah terjadi erosi serta pencemaran air yang parah.
Bahkan, dia memprediksi karena sedimen, waduk Gajah Mungkur di Wonogori tidak bakal bertahan melebih 25 tahun ke depan. "Katanya kan bisa bertahan 100 tahun, saya pesimis enggak sampe 25 tahun aja sudah enggak bisa ya karena sedimen itu, air sungai yang masuk ke waduk itu enggak bisa. Bakalan banjir besar, lebih parah dari 2007 nanti itu," sebut pria berusia 54 tahun itu.
Dia menambahkan sejauh ini koordinasi antara pemerintah daerah terkait masih tidak jelas karena saling lempar tanggung jawab terkait persoalan pengelolaan DAS Bengawan Solo. Menurutnya, kalau Pemerintah aktif berlkomunikasi dan mendampingi masyarakat, pengelolaan Bengawan Solo bisa terjaga.
"Jangan sampai nanti kalau banjir main salah-salahan," katanya.
Sementara itu, Aris Sustiyono dari Yayasan Lestari Indonesia mengatakan sejauh ini penyebab masalah di Sungai Bengawan Solo karena aksi penjarahan penggunaan hutan di area hulu sungai. Pemanfaatan lahan yang tidak konservatif juga banyak dilakukan.
Selain itu menurut Aris ada persoalan erosi, sedimentasi, kualitas air yang sudah tidak memenuhi syarat. Kondisi ini ironis mengingat Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Indonesia dengan panjang 600 kilometer yang mencakup dua provinsi, tiga kota, dan 17 kabupaten. Mengacu peristiwa banjir pada 2007, saat itu ratusan ribu hektar lahan pertanian serta beberapa kabupaten tergenang air banjir
"Ada 240 desa rawan banjir Bengawan Solo di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kalau Bengawan Solo meluap dan banjir, ratusan ribu hektare pertanian tergenang. Masyarakat petani pun kehilangan mata pencaharian," ujar Aris.
(hat/kha)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini