"Pertama, luruskan dulu persoalannya. Ini kan konvensi calon presiden bukan cawapres. Konvensi cawapres harus diteliti rapi-rapi, enggak ada itu konvensi untuk cawapres. Cawapres itu dipinang, enggak ada yang bilang saya mau jadi cawapres," kata Max saat ditemui sebelum acara diskusi 'SBY dan Mega Penentu Arah Koalisi?' di Founding Fathers House, Kebayoran Baru, Senin (28/4/2014).
Max menilai apapun hasilnya sesuai instruksi Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono kalau konvensi capres tidak boleh berhenti. Meski sejumlah pengamat menganggap konvensi capres PD tidak meyakinkan dan berpotensi menjadi konvensi cawapres, Max mengganggap hal itu hanya sebagai penilaian saja.
Kalau ada perubahan dalam perjalanan prosesnya nanti, hal itu tidak bisa dipastikan saat ini. Lagipula, konvensi Capres PD sudah memasuki tahap debat antar kandidat calon.
"Apapun hasilnya itu harus dilanjutkan. Apa kata dunia kalau kita berhenti di tengah jalan. Saya pikir itu adalah kebijakan paling strategis," kata pria kelahiran Maluku, 2 Maret 1946 itu.
Lanjutnya, Max mengatakan ada tiga opsi yang disiapkan partainya kalau hasil konvensi capres sudah terlihat yaitu satu bergabung dengan parpol yang memiliki tokoh capres. Kemudian, membentuk poros baru dengan partai-partai menengah.
Hal ini sesuai dengan konsolidasi pertemuan Ketua 33 DPD PD di Cikeas, Jumat (26/4). Sementara, terakhir kalau memang tidak terjadi kecocokan adalah kemungkinan berada di posisi sebagai partai oposisi.
"Tapi semuanya kita menunggu hasil yang disampaikan dalam komisi etik nanti. Lembaga survei nanti menyampaikan Majelis Tinggi parai. Baru Majelis Tinggi Partai melakukan rapat, tentukan maju sebagai calon presiden," katanya.
(hat/erd)