Akhir Cerita Matt, Bule Teler yang 'Bajak' Pesawat Virgin di Bali

Akhir Cerita Matt, Bule Teler yang 'Bajak' Pesawat Virgin di Bali

- detikNews
Senin, 28 Apr 2014 10:42 WIB
Akhir Cerita Matt, Bule Teler yang Bajak Pesawat Virgin di Bali
Foto: Lanud Ngurah Rai
Jakarta - Matt Christopher Lockley (28), warga Australia, bikin heboh Bandara Ngurah Rai akhir pekan lalu. Gara-gara ulahnya menggedor pintu kokpit pesawat Virgin Australia, pilot menghidupkan sinyal 'hijack'. Padahal Matt tidak bermaksud membajak.

Menerima sinyal hijack, ATC Bandara Ngurah Rai langsung berkoordinasi dengan instansi terkait. Polri dan TNI AU disiagakan di Ngurah Rai menjelang pesawat mendarat. Prosedur penanganan bak pembajakan pesawat dilakukan. Setelah dicek, baru diketahui bahwa pesawat yang berangkat dari Brisbane ke Denpasar itu tidak dibajak, melainkan dibuat kisruh oleh Matt yang menggedor-gedor pintu kokpit.

Matt diamankan TNI AU dan polisi dalam kondisi teler. Ia sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Setelah sehat, ia baru menjalani pemeriksaan oleh tim investigasi PPNS Ditjen Perhubungan Udara dan akan pulang ke Australia untuk diproses hukum.

Di bawah ini adalah tahap-tahap sebelum akhirnya bule yang ke Denpasar untuk menjenguk istrinya yang berasal dari Indonesia tersebut memilih pulang:

Foto: Lanud Ngurah Rai

1. Bebas Alkohol dan Narkoba, Teler karena Obat

Saat diamankan TNI AU, Matt terlihat bingung. Seperti orang tidak sadar. Berdasarkan tes urine, pria tersebut bebas alkohol dan obat-obatan terlarang.

Dalam pemeriksaan, Matt mengaku mengkonsumsi obat-obatan plus minuman bersoda yaitu empat butir Panadol, 2 butir Voltaren dan Coca-Cola. Ia tertidur dan kaget saat dibangunkan pramuguri menjelang pesawat mendarat di Ngurah Rai. Ia bergegas menuju pintu kokpit, lalu menggedornya. Karena teler berat, rupanya ia mengira pintu kokpit sebagai toilet.

1. Bebas Alkohol dan Narkoba, Teler karena Obat

Saat diamankan TNI AU, Matt terlihat bingung. Seperti orang tidak sadar. Berdasarkan tes urine, pria tersebut bebas alkohol dan obat-obatan terlarang.

Dalam pemeriksaan, Matt mengaku mengkonsumsi obat-obatan plus minuman bersoda yaitu empat butir Panadol, 2 butir Voltaren dan Coca-Cola. Ia tertidur dan kaget saat dibangunkan pramuguri menjelang pesawat mendarat di Ngurah Rai. Ia bergegas menuju pintu kokpit, lalu menggedornya. Karena teler berat, rupanya ia mengira pintu kokpit sebagai toilet.

2. Sempat akan Dijerat UU Penerbangan

Matt sempat akan dijerat dengan pasal 412 UUD no 1 tahun 2009 tentang Penerbangan. Dalam pasal ini, setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan melakukan perbuatan yang dapat membahayakan keamanan dan keselamatan penerbangan akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp 500 juta. Tapi akhirnya, Matt selamat karena sesuai Konvensi Tokyo 1963, kasusnya ditangani di negara asal maskapai yakni Australia.

2. Sempat akan Dijerat UU Penerbangan

Matt sempat akan dijerat dengan pasal 412 UUD no 1 tahun 2009 tentang Penerbangan. Dalam pasal ini, setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan melakukan perbuatan yang dapat membahayakan keamanan dan keselamatan penerbangan akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp 500 juta. Tapi akhirnya, Matt selamat karena sesuai Konvensi Tokyo 1963, kasusnya ditangani di negara asal maskapai yakni Australia.

3. Tidak Dideportasi, Memilih Pulang

Matt diperiksa tim investigasi PPNS Ditjen Perhubungan Udara selama 7 jam di Mapolda Bali, Minggu (27/4) kemarin. Ia mengaku menggedor pintu kokpit karena tidak sengaja dan panik.

"Selama di Indonesia, saya sudah diperlakukan dengan baik dan dengan kesadaran diri saya memilih untuk kembali ke Australia," ujar Matt dalam bahasa Inggris sambil membawa secarik kertas.

Matt dijadwalkan pulang ke Australia siang ini. Berkas-berkas penyelidikan di kepolisian dan Ditjen Perhubungan akan diberikan ke pihak berwenang Australia sebagai bahan penanganan kasus tersebut.

3. Tidak Dideportasi, Memilih Pulang

Matt diperiksa tim investigasi PPNS Ditjen Perhubungan Udara selama 7 jam di Mapolda Bali, Minggu (27/4) kemarin. Ia mengaku menggedor pintu kokpit karena tidak sengaja dan panik.

"Selama di Indonesia, saya sudah diperlakukan dengan baik dan dengan kesadaran diri saya memilih untuk kembali ke Australia," ujar Matt dalam bahasa Inggris sambil membawa secarik kertas.

Matt dijadwalkan pulang ke Australia siang ini. Berkas-berkas penyelidikan di kepolisian dan Ditjen Perhubungan akan diberikan ke pihak berwenang Australia sebagai bahan penanganan kasus tersebut.
Halaman 2 dari 8
(try/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads