"Saya tidak sengaja dan saya panik. Selama di Indonesia saya sudah diperlakukan dengan baik dan dengan kesadaran diri saya memilih untuk kembali ke Autralia," ujar Matt dengan bahasa inggris sambil membaca secarik kertas yang dipegangnya di lobi ruang Ditreskrimsus Polda Bali, Minggu (27/04/2014).
Setelah 7 jam lebih proses investigasi, Matt, yang didampingi oleh Kepala Sub Direktorat PPNS dan Personel Keamanan Penerbangan Perhubungan Udara, Rudi Ricardo, mengakui jika saat insiden Jumat (25/4) lalu itu ia panik kemudian melakukan perbuatan onar. Ia juga enggan menanggapi lebih jauh aksi mabuk yang dilakukannya di atas ketinggian lebih dari 20.000 kaki.
Sementara itu, Rudi Ricardo menilai keputusan Matt yang memilih pulang ke Australia sudah dikoordinasikan dengan pihak Kepolisian Australia. Untuk jadwal kepulangan Matt, saat ini pihaknya hanya tinggal menunggu prosedur dari pihak maskapai. Investigasi malam ini, kata Rudi, dinilai tuntas dan hasil investigasinya akan dikirim ke Australia.
"Investigasi selesai, semua pihak yang terlibat dalam penerbangan Virgin Air," tegas Rudi.
Mengacu pada kesepakatan Tokyo Convention 1963, kata Rudi, bentuk pertanggungjawaban atas perilaku onar Matt dilakukan dengan memberikan pernyataan dan klarifikasi kepada Pemerintah Australia.
"Sudah, kita sudah berkoordinasi dengan Police Australia. Nanti dia akan berikan keterangan sama seperti yang tadi diungkapkan disini," imbuh Rudi.
"Investigasi crew dan pihak air traffic control (ATC) sudah selesai. Ini investigasi negara dan akan disampaikan kepada negara bersangkutan, Australia," tandasnya.
(vid/vid)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini