"Katanya pesawat GA 299 rusak dan sebagian penumpang tidak bisa menerima itu," ujar salah satu penumpang bernama Fahmi Arisandi kepada detikcom, Senin (21/4/2014).
GA 299 sedianya berangkat pada pukul 16.10 WIB, namun penumpang semakin gelisah ketika peswat mengalami delay hingga pukul 17.30 WIB. Akhirnya sebuah pengumuman pun diterima penerbangan sore hari itu dibatalkan dan ditunda besok pagi pukul 09.30 WIB.
"Hampir semua penumpang marah-marah, karena kan sebagian ada yang transit di Jakarta. Puluhan orang lah," ujar Fahmi.
Para penumpang kemudian menuntut kompensasi penundaan penerbangan lebih dari 3 jam berdasarkan peraturan Kementerian Perhubungan. Aksi memarahi pegawai Garuda itu berakhir ketika petugas memberikan penjelasan kerusakan pesawat dan soal kompensasi tersebut.
"Saya baru pulang kembali ke rumah pukul 19.00 WIB, sama penumpang yang lainnya. Bagasi juga dibongkar semua," kata Fahmi.
Sementara itu, VP Corporate Communications Garuda Indonesia Pujobroto membenarkan kerusakan yang dialami GA 299 itu dan penundaannya. Menurut Pujo, kerusakan terjadi di bagian pengontrol ketinggian pesawat (Altitude Directory Indicator). Sehingga harus menunggu suku cadangnya dari Jakarta, yang akan dikirimkan melalui Citylink dan tiba di Bengkulu pada pukul 08.30 WIB.
"Itu sparepart-nya 'no go item', jadi kalau tidak diperbaiki ya tidak dizinkan untuk diberangkatkan," ujar Pujo saat dihubungi terpisah.
Sebelum mendatangkan suku cadang itu, menurut Pujo, pihak Garuda telah berupaya mendatangkan pesawat pengganti tipe Boeing 737-800. Namun ternyata landasan pacu di Bandara Bengkulu hanya mampu menampung maksimal Boeing 737-500, jenis pesawat yang digunakan GA 299.
"Tidak memungkinkan karena Bandara Bengkulu belum bisa didarati 737-800, tapi besok GA 299 akan kembali diberangkatkan pada pukul 09.30 WIB. Kita berikan ganti rugi dan sebagian ada yang di hotel dan sebagian ada yang kita berikan bantuan untuk hotel. Kita berikan uang keterlambatan dan juga akomodasinya, untuk seluruh penumpang," ujar Pujo.
"Saya minta maaf karena mengganggu kenyamanan dan kelancaran penumpang," tutup Pujo.
(vid/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini