Kisah Dilematis di Balik Keretakan Hubungan Prabowo-Titiek Soeharto

Kisah Dilematis di Balik Keretakan Hubungan Prabowo-Titiek Soeharto

- detikNews
Senin, 21 Apr 2014 17:12 WIB
Foto: Buku Sumitro Djojohadikusumo
Jakarta - Awal kisah cinta Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto berlangsung semanis madu. Lalu kenapa hubungan mantan Danjen Kopassus dan putri Presiden Soeharto itu retak?

Kisah cinta Prabowo dan Titiek Soeharto itu tertuang dalam buku biografi terbitan 2000 'Jejak Perlawanan Begawan Pejuang-Sumitro Djojohadikusumo' dalam bab Besanan dan Hubungan dengan Soeharto, yang dikutip detikcom, Senin (21/4/2014).

Setelah menjadi besan, hubungan keluarga Sumitro dan Soeharto berjalan normal. Dalam artian tidak dapat dikatakan jauh, tapi juga tidak bisa dibilang mesra. Beberapa kali juga diwarnai perbedaan pendapat.

Sumitro berpandangan sulitnya terjalin hubungan yang akrab dengan keluarga Soeharto karena perbedaan kultur di antara kedua keluarga. Soeharto dari Yogya dan istrinya berasal dari lingkungan keraton Mangkunegara. Kobinasi ini dinilai amat feodal. Sebaliknya, keluarga Sumitro sangat berbeda dengan tradisi yang terbuka, egaliter, sangat modern hasil pendidikan Barat dan justru tak paham tradisi Jawa.

Meskipun silsilah Sumitro sebetulnya juga berasal dari Yogyakarta namun dari kelompok pemberontaknya sehingga harus terusir ke Banyumas. Leluhurnya adalah Pangeran Diponegoro dan Pangeran Moerdoningrat.

Sumitro mengemukakan bahwa ia tidak mungkin dapat menempatkan diri dalam suasana keluarga yang sangat Jawa, daripada dia harus munafik. Namun keluarga Soeharto sebenarnya sangat menghormati adanya perbedaan kultur tersebut. Saat lebaran atau di hari ulang tahun Soeharto dan Bu Tien, keluarga Sumitro tetap diundang ke Cendana.

Sebagai akibat akumulasi dari berbagai persoalan, hubungan Sumitro dan Soeharto mulai renggang semenjak tahun 1995. Sumitro tetap bersikap terbuka dan merdeka, dia merasa bebas mengkritik kebijakan pembangunan Soeharto, bahkan sampai menerima H.R. Darsono yang tak lain lawan politik Soeharto. Salah satu kritik Sumitro yang membuat merah telinga Soeharto adalah sinyalemen mengenai kebocoran 30 persen dana pembangunan.

Padahal masa tiga tahun terakhir menjelang jatuhnya Soeharto merupakan saat kritis, yang ditandai semakin sukarnya Soeharto menerima kritik. Bila Sumitro mengkritik maka Titiek Soeharto akan datang menyampaikan pesan Pak Harto. Namun pesan dari Titiek tak pernah digubris Sumitro.

Tindak-tanduk Sumitro dan keluarga rupanya semakin tidak berkenan di hati keluarga Cendana. Puncaknya adalah peristiwa lengsernya Soeharto pada 21 Mei 1998. Cendana marah mengapa Prabowo membiarkan mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR, mereka curiga bahwa itu disengaja sebagai bagian dari konspirasi untuk menjatuhkan Soeharto.

Siti Hardiyanti Hastuti (Tutut) dan Mamiek (Siti Hutami Endang Adiningsih), dituliskan dalam buku itu marah-marah kepada Prabowo. 'Kamu ke mana saja dan mengapa membiarkan mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR?' Prabowo kala itu menyahut, apakah dia harus menembaki para mahasiswa itu.

"Tanggal 25 Mei 1998 Letjen Prabowo Subianto resmi dicopot dari Pangkostrad dan dikirim ke Bandung untuk menjadi Komandan Sesko ABRI. Tak berapa lama setelah pemeriksaan Dewan Kehormatan Perwira (DKP), bahkan karier militer Prabowo diakhiri oleh Wiranto. Akhirnya Prabowo memutuskan untuk memilih menjadi pengusaha di luar negeri guna menyusun hidup yang baru," demikian yang tertulis di buku tersebut.

Setelah itu kisah cinta Prabowo-Titiek Soeharto menguap bak embun pagi, sang ayah tak lagi membahas kisah cinta Prabowo.

Belakangan diketahui Prabowo dan Titiek memutuskan berpisah. Namun tak ada yang tahu persis kapan pastinya mereka berpisah.





(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads