"Kita sudah bilang berapa kali, kita bukan tidak mau teruskan pembangunan jalan inspeksi sungai dan waduk tapi rusun kita belum siap," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2014).
Ahok berpendapat jika rusun tidak kunjung kelar maka warga yang menduduki jalur-jalur inspeksi di waduk lama tak bisa direlokasi. "Masalahnya ada rumah yang kumuh (di jalur itu). Pak gubernur ingin manusiawi. Kalau mereka digusur dapat rusun nah rusunnya enggak bisa," ujar Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu menambahkan pembangunan rusun belum sesuai dengan target Pemprov DKI Jakarta. Selain karena masalah lahan, kendala lainnya yakni pemilihan kontraktor. Karena itu, dibanding mengejar pembenahan sungai dan waduk lama, pihaknya tengah menggenjot pembangunan waduk baru sebagai solusi penanganan banjir. Waduk-waduk baru tak lagi digarap pihak swasta tapi dikerjakan oleh Dinas PU.
"(Pembangunan) yang baru tetap dikerjakan, yang lama juga tetap dikerjain. Jadi sama-sama dikerjain. Pak Gubernur bisa hemat dana sampai 70 % dengan cara mengerjakan (pembangunan waduk) sendiri," kata dia.
Pekan ini, Gubernur Joko Widodo direncanakan meresmikan pembangunan dua waduk yakni di bilangan Kampung Rambutan, Jakarta Timur dan di Brigif, Jakarta Selatan. Dua waduk ini adalah bagian dari rencana pembangunan 24 tempat retensi air baru di lima wilayah DKI Jakarta.
Sebelumnya, pemprov telah membangun empat waduk, yakni Waduk Rorotan, Waduk Marunda, Waduk Pondok Rangon, Waduk Rawa Kendal, dan Waduk Giri Kencana di Cilangkap.
(ros/aan)