Belasan ibu-ibu itu tiba di depan gedung Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, sekitar pukul 10.30 WIB, Senin (21/4/2014). Begitu tiba, para ibu ini kemudian menyanyikan yel-yel dengan syair mengingatkan Jokowi untuk tidak mencapreskan diri.
"Belum ada bukti nyata janji-janji manismu. Banjir sampah, macet dan msikin masih di mana-mana. Ingat-ingat, janji gubernur, janji adalah utang. Jangan pergi, jangan pergi, tunaikan janji-janji," ujar ibu-ibu itu dengan nada lagu anak-anak 'Naik ke Puncak Gunung".
Salah seorang peserta demo, Maisaroh mengatakan agar Jokowi mengurungkan niatnya untuk maju sebagai presiden. Sebab masih ada persoalan yang perlu diselesaikan.
"Kita menyampaikan aspirasi kita kepada Gubernur DKI yang sangat kita cintai dan kita pilih. Beliau berjanji akan membuat Jakarta jadi bersih, indah, tidak kumuh dan bebas dari banjir. Kini kami dengar bahwa bapak yang telah kami pilih akan menjadi presiden. Sangat sedih hati kami, Jakarta sangat mencintai Bapak Jokowi, mengharapkan Pak Jokowi jangan khianati janjinya," ujar Maisaroh.
"Selesaikan dulu tugasnya sebagai Gubernur DKI. Jangan main-main. Ingat janji gubernur, janji adalah utang. Jangan pergi, tunaikan dulu janji," tambahnya.
Usai berorasi, ibu-ibu ini kemudian menyerahkan sebuah roti buaya khas Betawi untuk Jokowi. Mereka pun meminta Jokowi untuk menerima mereka.
"Pak Jokowi, tolong terima kami, kami ingin damai. Jangan pergi dari Jakarta," kata salah seorang peserta demo sambil mengangkat roti buaya.
Aksi ini mendapat pengawalan dari polisi. Aksi berjalan tertib, tidak ada kemacaten di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus meski demo dilakukan di depan Balaikota DKI.
(jor/van)