"Dalam politik kontemporer Indonesia, sudah tidak relevan lagi mendikotomikan antara partai-partai berbasis nasionalis dan partai-partai berbasis Islam," ujar Marwan kepada detikcom, Jumat (18/4/2014).
Koalisi partai Islam dinilai sulit memunculkan tokoh sendiri. Selain itu ongkos politik yang tinggi pun akan menyulitkan jika mengusung tokoh sendiri.
"Belum ada tokoh-tokoh Islam yang punya elektabilitas dan popularitas tinggi dan bisa bersaing dengan tokoh-tokoh partai nasionalis.Sementa waktu untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas sangat mepet," imbuh dia.
Kalaupun ada tokoh yang mampu, belum tentu dia mau diusung oleh koalisi partai Islam. Sebaliknya tokoh yang mau dianggap Marwan belum tentu mampu.
"Belum ada figur yang mampu dan mau menjadi kandidat capres atau cawapres dalam kerangka partai-partai berbasis Islam," pungkas dia.
(bpn/mad)