Banjir di Riau Sudah Melanda 7 Kabupaten
Rabu, 15 Des 2004 00:26 WIB
Pekanbaru - Curah hujan yang masih tinggi membuat kondisi banjir kian parah. Dari 11 kabupaten dan kota yang ada di Riau, 7 di antaranya terendam banjir.Belum ada tanda-tanda akan surut banjir yang melanda 7 kabupaten dan kota di Riau. Cuaca yang belum bersahabat membuat kekhawatiran penduduk akan banjir yang lebih besar lagi.Sejumlah kabupaten dan kota di Riau yang terkena banjir antara lain Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan, Kotamadya Pekanbaru, dan Kabupaten Kampar.Pantauan detikcom pada Selasa (14/12/2004), banjir di Kabupaten Kampar membuat ratusan rumah penduduk terendam air antara 65 cm hingga 1 meter. Ratusan rumah warga Desa Taratak Buluh, Kecamatan Siak Hulu misalnya, air merupakan luapan dari Sungai Kampar.Kondisi banjir yang merendam badan jalan penghubung Riau-Jakarta itu membuat lalu lintas menjadi macet. Sejumlah kendaraan umum yang melintas terpaksa merayap.Uniknya lagi, Selasa merupakan hari pekan (berjualan tradisional), di mana masyarakat setempat akan berbelanja kebutuhan dapur untuk stok sepekan. Tapi karena seluruh kawasan terendam air, sejumlah warga terpaksa berbelanja dengan menggunakan sampan-sampan kecil."Banjir ini sudah menjadi langganan saban tahun tanpa ada solusi dari pemerintah setempat. Tiap tahun pula kami harus mengalami kerugian materil karena ternak banyak yang mati. Ini belum lagi kebun karet kami tidak bisa kami kerjakan," keluh Nurham, warga Teratak Buluh, 30 km arah barat dari Pekanbaru.Desa Buluh Cina, masih di kabupaten Kampar, sudah sepekan ini juga dilanda banjir dari luapan sungai yang sama. Rumah penduduk yang sebagian besar berada di pinggiran sungai Kampar tergenang air setinggi 1 meter. Kondisi banjir juga sudah dianggap hal yang wajar oleh masyarakat setempat. Sebab saban tahun desa itu menjadi langganan banjir.Bila warga bersedia pindah dari pinggiran sungai Kampar, sebenarnya mereka bisa terhindar dari bencana banjir. Keinginan untuk pindah rumah agar terhindar dari bencana banjir tahunan itu sebenarnya juga ada. Hanya saja mereka terbentur dana untuk membangun rumah kembali."Kita bukan tak mau pindah dari pinggir sungai ini. Tapi dari mana uang kami membangun rumah yang harganya puluhan juta. Karena kami tak punya uang, maka kami tetap bertahan di sini," ujar Makruf salah seorang warga Desa Buluh Cina.Dia memperkirakan ketinggian air sungai Kampar akan terus meningkat. Selain curah hujan yang masih tinggi, mereka juga khawatir akan ada pembuangan air waduk PLTA Koto Panjang di bagian hulu sungai. Biasanya, kalau sudah musim penghujan, pihak PLTA akan membuang airnya."Kalau waduk PLTA membuang airnya, secara otomatis akan berimbas pada desa kami yang berada di hilir. Ketinggian air bisa lebih dari 1 meter," kata Makruf.Sementara itu, data yang dikumpulkan dari Kantor Badan Kesejahteraan Sosial (BKS) Provinsi Riau, saat ini dari 7 kabupaten, terdapat 36 desa yang dilanda banjir. "Kita masih mendata tetang kerugian yang diakibatkan banjir ini," kata Syafrizal, staf bencana alam di kantor BKS Riau.
(sss/)











































