Suara massa NU, dicermati pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, bermuara ke PKB. "Kalau NU sudah terbukti ke porosnya PKB. Suaranya banyak sekali ke PKB, dan sebagian ke PPP," ujar Siti dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (17/4/2014).
Karena itu, Siti memandang gencarnya Prabowo dan Jokowi mendatangi tokoh-tokoh NU tak bisa lepas dari PKB. Artinya kalau ingin mendapat dukungan suara dari NU maka Prabowo dan Jokowi harus bisa merangkul PKB dalam koalisinya. "Harus cepat itu koalisi dengan PKB, kalau PDIP lambat bisa direbut Gerindra," kata dia.
Terjadinya konflik internal PPP juga dapat menjadi faktor yang membuat posisi PKB semakin bernilai. Kaum nahdliyin sebagai basis massa NU dinilai Siti berpotensi semakin banyak memberikan dukungan suaranya ke PKB terkait citra buruk yang dipertontonkan PPP dalam kisruhnya saat ini.
"PKB jadi anak manis sekarang. Punya daya tawar politik yang tinggi, suaranya sekitar 10 persen di Pileg, ditambah sekarang dengan adanya kegaduhan di PPP, semakin menguntungkan PKB" ujar Siti.
Lebih jauh Siti mengemukakan tingginya perolehan suara PKB pada Pileg 9 April lalu karena dukungan suara dari kalangan kaum muda NU sekarang ini jumlahnya besar. "Massa dari grassroot NU juga sangat besar yang memberikan suara ke PKB," ungkap Siti.
Dengan begitu, menurut Siti, suara dari massa NU tidak bisa dipisahkan dari PKB kalau Prabowo atau capres lainnya ingin mencari dukungan suara. "Grassroot di NU besar. Kalau Muhammadiyah ada di urban," kata Siti sembari menekankan dukungan suara dari massa NU dan Muhammadiyah berpengaruh besar dalam ajang pikpres nanti.
(brn/trq)