Proses itu masih berlanjut pada rekapitulasi penghitungan suara yang tak luput dari praktik kecurangan. Calon anggota legislatif dari Partai Demokrat Nova Riyanti Yusuf mengaku banyak menemui kejadian unik selama pemilu tahun ini. Selain dialami sendiri perempuan yang maju dari daerah pemilihan Jawa Timur VI ini juga mendapat curhat dari teman sesama caleg.
Kejadian itu umumnya terjadi pada proses rekapitulasi suara. Berikut kejadian unik seputar perebutan kursi di DPR.
|
Jual Beli Suara, Caleg Gagal Malah Balik Modal dan Untung
|
"Ada yang kena tiji tibeh. Mati siji mati kabeh. Tak ada loyalitas sama sekali ke partai," kata politisi Partai Demokrat Nova Riyanti Yusuf saat berbincang dengan detikcom, Kamis (18/4/2014).
Bahkan pada 2009 lalu menurut politisi yang akrab disapa Noriyu itu, modal kampanye seorang caleg yang gagal menuju Senayan bisa kembali setelah menjual perolehan suaranya. "Tak hanya balik modal, bahkan dapat untung," kata perempuan kelahiran Palu, Sulawesi Tengah, 27 November 1977 itu.
Jual Beli Suara, Caleg Gagal Malah Balik Modal dan Untung
|
"Ada yang kena tiji tibeh. Mati siji mati kabeh. Tak ada loyalitas sama sekali ke partai," kata politisi Partai Demokrat Nova Riyanti Yusuf saat berbincang dengan detikcom, Kamis (18/4/2014).
Bahkan pada 2009 lalu menurut politisi yang akrab disapa Noriyu itu, modal kampanye seorang caleg yang gagal menuju Senayan bisa kembali setelah menjual perolehan suaranya. "Tak hanya balik modal, bahkan dapat untung," kata perempuan kelahiran Palu, Sulawesi Tengah, 27 November 1977 itu.
Kader Menggembosi Suara Partai Sendiri
politik wani piro,caleg stres,pemilu2014
|
Rasa empati pada sesama caleg dalamΒ satu partai hilang. Mereka tidak sadar bahwa aksi tersebut justru akan menggembosi partai sendiri. Menurut Noriyu ini umumnya dilakukan oleh kader yang tidak militan.
"Mereka hanya menggunakan aji mumpung sehingga tidak paham pentingnya menjaga marwah partai dan sense of brotherhood sebagai rekan se-partai," kata Noriyu.
Sehingga menurut dia, pada pemilihan umum 2019 nanti partai harus lebih selektif milih caleg. Antara lain dengan menolak caleg yang tidak punya etika politik.
Kader Menggembosi Suara Partai Sendiri
politik wani piro,caleg stres,pemilu2014
|
Rasa empati pada sesama caleg dalamΒ satu partai hilang. Mereka tidak sadar bahwa aksi tersebut justru akan menggembosi partai sendiri. Menurut Noriyu ini umumnya dilakukan oleh kader yang tidak militan.
"Mereka hanya menggunakan aji mumpung sehingga tidak paham pentingnya menjaga marwah partai dan sense of brotherhood sebagai rekan se-partai," kata Noriyu.
Sehingga menurut dia, pada pemilihan umum 2019 nanti partai harus lebih selektif milih caleg. Antara lain dengan menolak caleg yang tidak punya etika politik.
Fenomena Politik Wani Piro Kian Vulgar
|
Namun saat berada di desa tersebut, politisi yang biasa dipanggil Noriyu itu justru 'ditodong' oleh untuk membayar Rp 70 ribu per orang. Dia pun kemudian bertanya tentang spanduk anti politik uang itu kepada warga.
"Bukan kita yg pasang,bu," kata warga seperti ditirukan Noriyu. Dia mencoba menjelaskan kepada warga tentang bahayanya politik uang. Namun aneka argumentasi yang dia sampaikan tak mampu mengubah paradigma warga.
Hal yang sama juga dialami oleh Lukman Hakim Saifuddin. Menurut Politisi Partai Persatuan Pembangunan ini, saat kampanye warga tak lagi mendengar visi dan misi yang disampaikan oleh para Caleg. Melainkan berapa dana yang dia kucurkan ke warga. Maraknya politik uang memaksa caleg merogoh koceknya dalam-dalam jika ingin terpilih.
"Bagi caleg, pemilu tahun ini adalah yang paling berdarah-darah," kata Lukman.
Fenomena Politik Wani Piro Kian Vulgar
|
Namun saat berada di desa tersebut, politisi yang biasa dipanggil Noriyu itu justru 'ditodong' oleh untuk membayar Rp 70 ribu per orang. Dia pun kemudian bertanya tentang spanduk anti politik uang itu kepada warga.
"Bukan kita yg pasang,bu," kata warga seperti ditirukan Noriyu. Dia mencoba menjelaskan kepada warga tentang bahayanya politik uang. Namun aneka argumentasi yang dia sampaikan tak mampu mengubah paradigma warga.
Hal yang sama juga dialami oleh Lukman Hakim Saifuddin. Menurut Politisi Partai Persatuan Pembangunan ini, saat kampanye warga tak lagi mendengar visi dan misi yang disampaikan oleh para Caleg. Melainkan berapa dana yang dia kucurkan ke warga. Maraknya politik uang memaksa caleg merogoh koceknya dalam-dalam jika ingin terpilih.
"Bagi caleg, pemilu tahun ini adalah yang paling berdarah-darah," kata Lukman.
Caleg Gagal Stres
|
Fenomena caleg stres pasca pemungutan suara kembali terulang pada pemilihan umum tahun ini. Ahad (13/4/2014) kemarin Pondok Pesantren Berojomusti Lamongan, Jawa Timur kebanjiran puluhan pasien dari para caleg yang depresi atau stres lantaran gagal menjadi anggota DPR.
Pondok Pesantren Balerante, Palimanan, Cirebon di Jawa Barat juga mengalami hal yang sama. Ada belasan politisi yang datang karena depresi akibat tak lolos ke Senayan. Kelakukan para caleg stres juga beraneka rupa.
Ada yang tak berani pulang ke rumah karena belum membayar uang untuk saksi, mengamuk, sampai meminta kembali uang sumbangan saat kampanye.
Caleg Gagal Stres
|
Fenomena caleg stres pasca pemungutan suara kembali terulang pada pemilihan umum tahun ini. Ahad (13/4/2014) kemarin Pondok Pesantren Berojomusti Lamongan, Jawa Timur kebanjiran puluhan pasien dari para caleg yang depresi atau stres lantaran gagal menjadi anggota DPR.
Pondok Pesantren Balerante, Palimanan, Cirebon di Jawa Barat juga mengalami hal yang sama. Ada belasan politisi yang datang karena depresi akibat tak lolos ke Senayan. Kelakukan para caleg stres juga beraneka rupa.
Ada yang tak berani pulang ke rumah karena belum membayar uang untuk saksi, mengamuk, sampai meminta kembali uang sumbangan saat kampanye.
Halaman 2 dari 10