"Justru Demokrat dapat menggagas poros baru dengan menawarkan capres alternatif hasil konvensi," ujar Direktur Eksekutif Political Communications (PolcoMM) Institute Heri Budianto kepada detikcom, Rabu (16/4/2014).
Menurut Heri, dengan perolehan suara sekitar 9-10 persen versi hitung cepat, Demokrat masih memegang peranan strategis di tengah tidak adanya partai yang dominan dalam perolehan suara. Karena itu seharusnya, SBY jangan terlalu lama menunggu situasi politik koalisi yang terus bergerak dinamis.
"Saya melihat Demokrat di bawah kepemimpinan SBY menunggu langkah dan melihat arah pergerakan parpol lain," ucapnya.
Dia juga mengatakan, pergerakan PKB saat ini yang menawarkan ketua umumnya sebagai cawapres dapat ditangkap oleh Demokrat sebagai peluang. Memang PKB menyasar PDIP dan kemudian alternatif berikutnya Gerindra. Namun hal itu lanjut dia, bisa saja buntu, sebab PDIP dan Gerindra akan mempertimbangkan sosok yang ditawarkan PKB.
Nah, jika PKB mentah membangun koalisi dengan PDIP atau Gerindra, maka Demokrat bisa mengajak PKB membuat poros baru dengan menawarkan capres pemenang konvensi dan calon dari PKB lalu ditambah satu partai baru PBB atau PKPI.
"Atau skenario berikutnya Demokrat bisa menggagas poros baru dengan PAN dan PKS, sebab kedua partai ini lebih nyaman bersama demokrat. Sangat disayangkan pergerakan Demokrat yang lama. Mungkin Demokrat kaget suaranya melorot tajam," pungkas Heri.
(rmd/erd)