"Ibunya bercerita kalau Rohim tak mau sekolah karena takut diledek teman-temannya. Sehingga selama 6 tahun ini dia hanya di rumah saja," ujar Budi, pembaca Pasang Mata saat dihubungi detikcom, Rabu (16/4/2014).
Selain itu, Wiwi sang ibunda juga khawatir memasukkan Rohim ke sekolah karena takut penyakit kulit yang diderita anaknya menular. "Ibunya juga tak mau memasukkan Rohim sekolah karena selain takut diejek juga khawatir penyakit Rohim menular," jelas Budi.
Beruntung kedua saudara Rohim tampaknya masih mengecap bangku sekolah. Sementara Rohim hanya tinggal di rumah dan bermain-main bersama anak tetangga yang sebaya dengannya.
"Kerjaannya di rumah ya main. Padahal umurnya sudah 10 tahun, seharusnya saat ini dia sudah di bangku kelas 4 SD dan sudah bisa membaca,' papar Budi.
Penyakit Rohim hingga saat ini tak dapat ditangani secara medis karena terkendala biaya. Hal tersebut dapat dilihat dari tempat tinggal Rohim sekeluarga yang amat sederhana.
"Rumahnya memang sudah ditembok tapi kondisinya memprihatinkan. Namun bu Wiwin memang belum pernah minta bantuan kepda siapa-siapa," ungkapnya.
Pernah satu kali Rohim dibawa ke RSUD Cibonong, namun dokter tak memberikan keterangan apa-apa mengenai diagnosa penyakit bocah malang tersebut.
"Akhirnya sekarang bu Wiwi cuma memberi Rohim obat yang dibeli di warung. Padahal belum tahu juga apakah obat itu dapat membantu kesembuhan penyakit kulit Rohim," pungkas Budi.
(rni/rvk)