.webp)
"Modusnya macam-macam, mulai dari keterlibatan alumni, bimbingan belajar dan panitia pengawas," kata Sekjen FSGI Retno Listiyarti dalam konferensi pers di gedung YLBHI, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2014).
Retno mengatakan, rata-rata alumni yang terlibat penjualan kunci jawaban juga pernah membeli jawaban pada UN sebelumnya. Sehingga kebiasaan itu akan turun temurun ke adik-adik kelasnya.
"Diperkirakan sudah 5 tahun terjadi jual beli soal lewat alumni," ucapnya.
Modus lain justru dilakukan oleh panitia yang juga merupakan guru. Menurut Retno, panitia akan langsung membuka paket soal begitu diterima. Kemudian siswa diminta berangkat sebelum subuh dan kunci jawaban akan dibagikan.
"Paket soalnya dibuka pelan-pelan, nggak kelihatan rusak. Terus mereka bayar orang bimbel untuk bikin jawaban saat itu juga," paparnya.
Sementara ketika tiba di kelas, siswa akan menyimpan jawaban tersebut melalui berbagai cara. Ada yang membawa handphone bagi yang belum menerima kunci jawaban, ada yang menggunakan tisu untuk menuliskan kunci, ada juga panitia yang membagi soal dengan urutan yang sama.
"Rapi sekali memang, ini betul-betul terjadi jual beli kunci. Ada bukti kalau mau membuktikan," ujarnya.
(kff/mad)
