Keinginan Cak Imin yang mengincar kursi wakil presiden dinilai terlalu muluk-muluk. "Jangan mentang-mentang PKB dapat kursi cukup banyak, 9 persen, lantas dia (Cak Imin) ngotot ingin jadi wapres," kata pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (15/4/2014).
Syamsuddin mengingatkan sebaiknya Cak Imin mengajukan Mahfud Md atau Jusuf Kalla sebagai cawapres dari partainya. "Karena elektabilitas Mahfud dan JK di survei-survei jauh di atas dia (Cak Imim)," ujarnya.
Jadi, dia menegaskan, Cak Imin mesti realistis dan tak perlu ngotot mengincar kursi cawapres. "Harusnya berkaca pada kapabilitasnya. Yang gentle harusnya," kata peneliti senior pada Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI ini.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan Muhaimin Iskandar mengajukan diri sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo. Namun pengajuan diri itu belum direspons dengan sebuah sikap resmi dari Gerindra. Gerindra sejauh ini tengah mempertimbangkan beberapa opsi, termasuk duet Prabowo dengan Hatta Rajasa dari PAN.
Selain dengan Gerindra, PKB juga telah menjalin komunikasi politik dengan capres dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) terkait koalisi.
(brn/van)