Cerita di Balik Majunya Kalla Sebagai Calon Ketum Golkar

Cerita di Balik Majunya Kalla Sebagai Calon Ketum Golkar

- detikNews
Selasa, 14 Des 2004 13:40 WIB
Jakarta - M Jusuf Kalla. Ya, dia wakil presiden 2004-2009. Tapi, sepertinya saudagar asal Sulawesi Selatan ini masih semangat untuk berpolitik. Buktinya, Kalla memastikan maju dalam perebutan posisi ketua umum Golkar. Ada apa sebenarnya? Kepastian Kalla ini memang mengagetkan. Langkahnya yang nekat itu tidak diduga banyak politisi Golkar. Majunya Kalla ini bagaikan petir. Akbar Tandjung, sebagai calon kuat ketua umum Golkar 2004-2009 juga tidak yakin atas keputusan Kalla itu. Lawan-lawan politik Akbar yang juga mencalonkan diri juga kaget. "Benarkah Kalla mau maju bersaing dengan para kandidat lainnya?" itulah yang ada di dalam benak mereka. Wajar saja mereka kaget. Pasalnya, selama ini pemerintahan SBY sangat menghindari rangkap jabatan di parpol. Tapi, ternyata Presiden SBY tidak memberi lampu merah bagi Kalla untuk berebut ketua umum Golkar, partai pemenang pemilu itu. Kekagetan itu juga disebabkan, karena sebelumnya Kalla telah menyatakan diri hanya mendukung Surya Paloh untuk maju sebagai nomor satu di partai beringin itu. "Aksa Mahmud (orang dekat Kalla-Red) sebelumnya sudah mengatakan Kalla dukung Paloh. Saya kira hanya samapai di situ, ternyata tidak," kata sumber DPP Partai Golkar. Lalu apa di balik langkah nekat Kalla ini? Sumber lain detikcom di DPP Partai Golkar menyatakan, langkah Kalla ini sudah merupakan kartu terakhir, kartu as. "Tampaknya kubu Kalla panik, orang yang diangkat untuk melawan Akbar tidak kuat. Baik Surya Paloh maupun Wiranto, tak berhasil menandingi kekuatan AKbar Tandjung. Masih terlalu kecil dukungan kepada dua orang itu. Akhirnya Kalla maju," katanya.Sang sumber ini membeberkan sejumlah info tentang kecilnya dukungan terhadap Surya Paloh, bos Media Indonesia dan Metro TV itu. Minim dukungan ini terlihat dalam pertemuan yang digelar di Hotel Hilton, Jakarta pada pekan lalu. Dari undangan yang dikirim oleh tim Surya paloh, hanya 2 DPD yang datang ke Hilton."Ini bagi Kalla sudah ancaman. Jagonya tidak akan menang bersaing. Sehingga dia perlu turun gunung," katanya. Dan Kalla sendiri tampaknya tidak main-main. Dia telah menyusun strategi untuk mengalahkan Akbar. Salah satunya, Kalla dan Surya Paloh ganti posisi. Bila sebelumnya Surya diplot sebagai calon ketua umum dan Kalla sebagai dewan penasihat, maka posisinya sekarang dilukir. Kalla sebagai calon ketua umum dan Paloh sebagai dewan penasihat. Paket ini pun tampaknya makin klop dengan nama tokoh Golkar yang akan diplot menjadi calon sekjennya. "Nama sekjen yang disebut-sebut dalam paket ini adalah Syamsul Muarif, mantan Menteri Komunikasi dan Informasi. Ia sebelumnya menjadi tim Surya paloh," kata sumber itu. Majunya Kalla ini tampaknya juga didorong oleh pemerintah. Padahal, sebelumnya Presiden SBY sempat diimbau untuk segera melarang para menterinya merangkap jabatan di parpol. Tapi, imbauan mulia ini tidak dilakukan SBY. Dan ternyata, saat ini SBY juga tidak melarang Kalla ikut meramaikan bursa ketua umum Golkar. Benarkah pemerintah juga berkepentingan dengan Munas Golkar ini? Yang jelas, sebelumnya Ketua DPP Golkar Slamet Effendy Yusuf yang juga salah seorang kandidat ketua umum, sudah jauh-jauh hari mengingatkan agar pemerintah tidak campur tangan dalam Munas Golkar di Bali. Sebelumnya, sempat muncul kabar lain, bahwa kubu SBY-Kalla sebenarnya akan mengusung Agung Laksono untuk maju. SBY tetap berharap Kalla cukup menjadi Ketua Dewan Penasihat, dengan Ketua Agung Laksono. Tapi pihak SBY tampaknya belum yakin benar Agung maju untuk SBY. "Jangan-jangan nanti Agung Laksono kalau sudah maju menjadi tim SBY-Kalla, tiba-tiba mundur untuk memberi jalan bagi Akbar Tandjung," katanya.Benarkah ini keputusan final Jusuf Kalla? Bila betul, tampaknya pemerintahan SBY-Kalla harus siap-siap menerima imbas dari pertarungan di Golkar ini. Bagaimana muka pemerintah SBY-Kalla, bila Kalla kalah dalam pertarungan? (asy/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads