"Exit poll Cyrus pada tahun 2009 lalu SBY mencapai 70% loh ya, kemudian hasilnya turun jadi 60,8 persen. Jadi Jokowi ini baru sekitar 40%-an setelah dipasangkan dengan cawapres yang paling kuat saat ini, itu nanti pasti turun," kata peneliti Cyrus Network, Hafizhul Mizan Piliang, kepada detikcom, Jumat (11/4/2014).
Hafizhul tak sepakat jika fenomena Jokowi disamakan dengan fenomena SBY di tahun 2009. Kala itu PD muncul sebagai pemenang Pemilu dengan suara di atas 20% plus elektabilitas SBY yang meroket.
"Fenomena SBY ini tidak bisa dibandingkan dengan Jokowi ke mana-mana. Jadi kalau disandingkan SBY dengan Jokowi, Jokowi effect sudah salah. Karena untuk menyamai SBY, Jokowi harus menembus 70% dulu di exit poll," katanya.
Melihat hasil exit poll terhadap elektabilitas pasangan capres-cawapres Jokowi, situasinya saat ini belum aman. Artinya, belum ada capres yang bisa menang 1 putaran.
"Belum satu putaran loh ya," simpulnya.
Berikut hasil lengkap exit poll Cyrus-CSIS terkait simulasi cawapres pendamping Jokowi:
Simulasi A
1. Aburizal Bakrie – Pramono Edhie Wibowo (11,85%)
2. Joko Widodo – Basuki T. Purnama (39,81%)
3. Prabowo Subianto – Hatta Rajasa (21,94%)
4. Wiranto – Harry Tanoesoedibjo (14,00%)
5. Tidak Tahu/Tidak Menjawab (12,4%)
Simulasi B
1. Aburizal Bakrie – Pramono Edhie Wibowo (10,33%)
2. Joko Widodo – H. Jusuf Kalla (41,1%)
3. Prabowo Subianto – Hatta Rajasa (21,65%)
4. Wiranto – Harry Tanoesoedibjo (14,27%)
5. Tidak Tahu/Tidak Menjawab (12,64%)
Simulasi C
1. Aburizal Bakrie – Pramono Edhie Wibowo (11,39%)
2. Joko Widodo – Ryamizard Ryacudu (32,87%)
3. Prabowo Subianto – Hatta Rajasa (24,54%)
4. Wiranto – Harry Tanoesoedibjo (17,2%)
5. Tidak Tahu/Tidak Menjawab (14,01%)
Exit Poll dilaksanakan atas kerjasama Cyrus Network dan CSIS. Samping diambil secara berjenjang dengan mempertimbangkan proporsi pemilih di setiap Kabupaten/Kota di 77 Daerah Pemilihan dengan jumlah 8000 responden di 2000 desa/kelurahan terpilih. Margin of error Exit Poll ini adalah +/- 1% (persen).
(van/try)