Bertemu NasDem, Ini Penjelasan PDIP

Bertemu NasDem, Ini Penjelasan PDIP

- detikNews
Kamis, 10 Apr 2014 21:54 WIB
Jakarta - Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo siang tadi mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Partai NasDem. Kedua petinggi partai itu disebut-sebut sedang menjajaki rencana untuk koalisi. Bagaimana penjelasan PDIP?

"Berkomunikasi seperti biasa. Surya Paloh kan hubungannya dengan Mbak Mega dan Mas Jokowi kan sangat baik," kata politisi PDIP Maruarar Sirait. Hal ini dikatakannya ketika ditemui di kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (10/4/2014).

Namun menurut Maruarar belum ada komitmen terkait koalisi yang sudah disepakati dalam pertemuan siang tadi. Komunikasi ini ditegaskannya tak hanya eksklusif dengan pimpinan partai NasDem. "Begitu juga dengan ketua partai lain, dengan Pak Ical, Prabowo dengan Pak Muhaimin, Wiranto. Kita baik kok semuanya," ujar dia.

Ketua DPP PDIP ini melanjutkan koalisi PDIP idealnya dilakukan dengan partai yang sama ideologi dan platformnya. Dia menegaskan tak mau pengalaman koalisi partai Demokrat terulang kembali.

"Jadi kecocokan para tokoh-tokoh utamanya jadi saling menghargai. Jangan nanti tarik menariknya terlalu banyak," katanya.

Selain soal calon koalisi partai, Maruarar juga bicara mengenai figur cawapres yang cocok mendampingi Jokowi. Maruarar menyebut beberapa nama termasuk Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Menurutnya, kedua pasangan ini sudah punya pengalaman saling melengkapi yang terbukti selama hampir dua tahun memimpin ibukota.

"Terus terang itu (Ahok) juga menarik. Kita ingin masalah wapres ini enggak hanya jadi isu elit harus jadi isu publik. Kalau masalah hukum ada dua yang paling mengemuka yakni Pak Mahfud MD dan Abraham Samad, kalau soal ekonomi ada Pak Hatta. Kalau yang punya basis sosial dan surveynya cukup tinggi jelas pak JK. Kalau yang sudah terbukti dan bisa kerjasama ya ada Ahok. Kalau TNI juga ada beberapa nama, Pak Ryamizard Ryacudu, Pak Moeldoko, Pak Luhut dan Pramono Edhie," ujar dia.

Maruarar juga mengakui ada suara internal yang mendorong nama Puan Maharani sebagai cawapres. Namun mengenai siapa yang paling tepat nantinya, dia menyerahkan keputusannya pada Megawati.

"Putusan Mbak Mega itu kan terkonfirmasi. Mbak Mega itu bukan cuma Megawati tapi Megahati karena dengan hati yang besar dia memutuskan Jokowi. Kita tunggu dia dengan hati yang besar untuk memutuskan wakilnya. Sabar saja. Kita yakin. Yang sampaikan itu kan nama-nama yang berkembang di publik. Ya kita inventarisir saja, dibicarakan secara terbuka kelebihan kekurangan, kecocokannya dengan tantangan dan realitas politik yang ada," bebernya.

(ros/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads