Namun Gerindra tak bisa sendirian mengusung Prabowo sebagai capres mengingat perolehan suara yang tak mencukupi. Dibutuhkan koalisi untuk menambal kekurangan suara Gerindra yang sekitar 12 persen di hasil penghitungan cepat sementara.
Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi menegaskan koalisi dilakukan dengan tetap posisi Prabowo sebagai capres. Hal itu sudah merupakan harga mati bagi Gerindra.
"Iya dong, kita hasil kongresnya begitu. Apa kita kongres lagi, ya kan, gak mungkin. Kita hasilkan kongres yg bulat sekali (Prabowo sebagai capres)," kata Suhardi kepada wartawan di kantor DPP Gerindra, Kamis (10/4/2014).
Suhardi mengakui perolehan suara Pileg tidak mencapai target Gerindra. Untuk itu Gerindra harus mengejar perolehan suara agar mencapai 20 persen lebih dengan cara berkoalisi. Awalnya memang Gerindra berusaha tidak perlu koalisi untuk mengangkat Prabowo sebagai presiden.
"Kita lihat dinamika politik Indonesia sekarang ini, yang katanya bisa 35 persen nyatanya gak bisa 35 hehehe, tapi kita malah lipat 3 kali," ujar Suhardi menyindir partai lain terkait perolehan suara di Pileg kemarin.
(brn/rmd)