Ia juga meminta kapada seluruh jamaah masjid menjadi pelopor untuk berpartisipasi dalam pemilihan legislatif maupun pilpres mendatang. "Pilih yang menurut hati nurani masing-masing dianggap akan mampu mengemban amanah dalam membawa aspirasi masyarakat," kata Arif dalam siaran pers yang diterima detikcom, Selasa (8/4/2014).
Menurut mantan Wakil Wali Kota Surabaya ini, kedatangan jamaah untuk menggunakan hak pilihnya merupakan bagian dari upaya ikut menentukan masa depan bangsa. Apalagi, pemilu kali ini sangat strategis karena dalam penentuan kepemimpinan nasional mendatang.
Kepemimpinan nasional akan baik kalau wakil rakyatnya juga baik. "Masjid beserta jamaahnya bisa berperan aktif membantu penyelenggara pemilu untuk menekan angka Golput. Dengan tingkat partisipasi pemilih yang tinggi diharapkan kualitas pemilu kali ini menjadi semakin baik dan menghasilkan para wakil rakyat yang baik pula," tutur pria yang juga Ketua Lembaga Perekonomian NU Jatim ini.
Arif sejak menjadi ketua DMI Kota Surabaya memimpikan agar masjid tidak hanya menjadi tempat salat semata. Tapi menjadi pusat peradaban, termasuk dalam hal membangun partisipasi politik masyarakat. Yang tidak boleh adalah menjadikan masjid sebagai arena kampanye salah satu partai politik.
"Kalau menyerukan untuk orang memilih, ini bukan kampanye politik. Tapi ini adalah bagian dari kewajiban para takmir dan jamaah masjid untuk ikut membangun masa depan bangsa kita. Dalam bahasa agama disebutkan bahwa cinta negara (hubbul wathon) adalah bagian dari iman?" katanya.
Dia membayangkan kalau besok pagi seluruh masjid membuat pengumuman lewat pengeras suaranya agar warga datang mencoblos, pasti angka golput bisa ditekan.
(trq/van)











































