Rosid, salah satu staf Panwas Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Banten mengungkapkan kebingungannya saat melihat tumpukan sampah bekas baliho caleg hasil bersih-bersih tim Panwas bersama petugas Satpol PP.
"Selama hari tenang, Minggu dan Senin kemarin kita dapat (sampah) dua truk besar," kata Rosid saat berbincang dengan detikcom, Selasa (8/4/2014).
Sampah tersebut berasal dari Kecamatan Panongan yang terdiri dari tujuh desa dan satu kelurahan. Menurut Rosyid, Saat ini petugas masih melakukan pembersihan dan jumlah sampah dipastikan akan terus bertambah menjelang hari H Pemilu.
"Enam desa sudah selesai, tinggal 1 desa dan 1 kelurahan lagi dan itu wilayahnya yang paling besar," ungkap Rosid.
Rosid merasa prihatin dengan sampah yang akhirnya menjadi limbah itu. Pihak Panwas kecamatan sendiri sudah menginfokan kepada para caleg agar membersihkan baliho mereka selama hari tenang. Namun, para caleg tidak memperdulikan hal tersebut karena tidak ada aturan dan saksi yang pasti. Akhirnya Satpol PP dan Panwas turun tangan untuk mentertibkan baliho tersebut.
"Partai dan caleg harusnya yang bersih-bersih, mereka kan yang pasang ya mereka yang copot bersihkan kembali. Jadi sumbangsih pertama mereka ya sampah itu," ucap Rosid.
Sampah-sampah yang menumpuk itu berada di samping sekretariat Panwas Kecamatan Panongan. Rosid dan tim bingung akan dikemanakan sampah-sampah tersebut. Sebab, para penggepul limbah menolak sampah bekas baliho dan poster para caleg itu karena bahannya yang terbuat dari plastik dan serat benang susah untuk diurai dan didaur ulang.
"Saya merasa prihatin itu sampahnya banyak banget, ini saja baru satu kecamatan apalagi se-Indonesia," ucap rosid.
"Kalau ada yang punya ide buat sampah-sampah ini, bisa hubungi saya, nggak usah beli. Diangkut dari sini saja kita terima kasih," tambahnya.
(slm/nwk)