"Peristiwa ini disebut oposisi atau Purnama Mars," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Prof Dr Thomas Djamaluddin kepada detikcom, Selasa (8/4/2014).
Thomas mengatakan, Mars akan terlihat seperti bintang terang berwarna merah. Karena posisinya berlawanan dengan matahari maka planet ini akan terbit saat Matahari terbenam dan tenggelam saat Matahari terbit. Mars akan terbit di timur dan terbenam di barat.
"Planet ini akan berada tepat di atas kepala pada tengah malam," katanya.
Thomas menyatakan, fenomena purnama Mars ini terjadi sekitar dua tahun sekali. Para astronom sudah menunggu-nunggu peristiwa ini karena dengan teleskop akan bisa melihat permukaan Mars lebih jelas.
"Fenomena ini bisa dilihat di Jakarta dan juga di seluruh Indonesia dengan syarat cuacanya cerah," katanya.
Thomas mengingatkan, meski Mars akan bersinar terang cahayanya tidak akan seterang bulan. Planet ini hanya akan bersinar seperti bintang saja. Dari teleskop kanal-kanal yang ada di Mars akan terlihat jelas. Zaman dahulu orang sempat mengira kanal-kanal ini dibuat oleh makhluk Mars.
"Dulu pada 2007 sempat terjadi isu purnama kembar saat peristiwa ini terjadi. Padahal cahaya purnama Mars tidak akan seterang bulan," katanya.
(nal/nrl)