Menurut pemantauan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Malaysia, penyelenggearaan pemilihan legislatif di Malaysia sepi pemilih.
"Sangat disayangkan, dari ratusan ribu DPT diketahui hingga pukul 12.00 siang (kemarin) jumlah pemilih yang hadir masih minim," ujar Ketua PPI Malaysia Gushairi dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (7/4/2014).
Total WNI di Malaysia yang terdaftar sebagai pemilih mencapai 402.730 orang.
Gushairi mengatakan, PPI Malaysia menyebar mahasiswa sebagai pemantau di 76 lokasi TPS. Menurut pematauan relawannya, tutur Gushairi, menemukan fenomena yang sama, yakni sepinya pemilih.
Ada beberapa catatan penting yang dirangkum tim pemantau PPI yang sebelumnya telah bekerja di beberapa titik pemantauan di luar Kuala Lumpur sejak 30 Maret 2014. Salah satunya menurut Gushairi, metode Pos dan Drop Box yang ditemui banyak kelemahan dalam segi supervisi dan pengamanan surat suara yang dikirimkan ke pabrik dan perkebunan yang mempekerjakan TKI.
"Kondisi hari ini (kemarin) menunjukkan semakin mengkonfirmasi lemahnya persiapan Panitia Pemilihan Umum KBRI Kuala Lumpur, bahkan untuk TPS di kantor KBRI Kuala Lumpur jumlah total pemilih hanya mencapai 1.075 orang, jauh dari hampir 72.000 kertas suara. Seolah membantah asumsi bahwa bila dilaksanakan 9 April kelak pemilih akan sulit hadir mencoblos di saat hari kerja," cetusnya.
Sementara di wilayah Gombak dan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK), kondisi yang dipantau tidak jauh beda keadaannya. Bahkan dari 20.000 surat suara yang disiapkan di kawasan Shah Alam hanya terpakai oleh 300 pemilih yang datang. Begitu juga dengan di Pucong, total yang memilih lebih kurang 162 dari 12.000 pemilih di DPT.
Soal pengamanan surat suara, Gushairi juga mengatakan beberapa pihak telah mendesak agar penyimpanan surat suara sisa diletakkan di ruangan rahasia yang sangat ketat keamanannya. Kalangan masyarakat Indonesia di Kuala Lumpur mendesak peletakan surat suara itu di ruangan yang terinstalasi CCTV. Mengingat jeda masa penghitungan dari pencoblosan hingga 9 April.
"Belum lagi ditemukannya surat suara sisa yang tak tersegel dengan baik. Karena itu kami akan terus mengontrol demi memastikan tidak ada satu pihak pun yang bisa mencederai ratusan ribu hasil pemilu," imbuhnya.
"Kelemahan penyelenggaraan Pemilu 2014 ini menjadi catatan tersendiri bagi kami untuk meningkatkan desakan pada pihak penyelenggara untuk menjaga integritas mereka masing-masing,β pungkas Gushairi.
(rmd/van)