Ini yang Sebabkan Masyarakat Bersikap 'Nomor Piro Wani Piro'

Ini yang Sebabkan Masyarakat Bersikap 'Nomor Piro Wani Piro'

- detikNews
Sabtu, 05 Apr 2014 02:21 WIB
Semarang - Bagi beberapa kalangan di masyarakat, momentum pemilu sudah tidak menjadi sebuah momen untuk memilih calon pemimpin mereka. Sikap skeptis dan lebih berorientasi kepada materi bahkan memanfaatkan momentum pemilu untuk memberi keuntungan pada diri sendiri kerap terjadi.

"Masyarakat terlibat dalam sikap pragmatisme transaksional 'nomor piro wani piro' (NPWP). Saya pikir hal itu sudah berada di seluruh aspek kehidupan masyarakat kita saat ini," ujar Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh kepada wartawan di Hotel Novotel, Semarang, Jumat (4/4/2014).

Menurut Surya Paloh, apa yang dilakukan oleh masyarakat tersebut tidaklah salah. Karena publik memiliki alasan kenapa saat ini karakter masyarakat lebih berorientasi kepada keuntungan pribadi semata.

"Apakah mereka salah? Menurut saya tidak fair kalau kita judge mereka itu salah dan tidak berarti untuk negeri ini. Tapi kalau dengan tenang melihat kondisi objektif, kita dapat melihat sebab kenapa mereka bersikap seperti itu, seperti teman-teman kita yang memilih golput," kata Paloh.

"Mereka golput karena tak ada ketertarikan dan terjebak dalam perasaan galau, skeptisme, prejudice karena persoalan bangsa yang begitu kompleks," lanjutnya.

Mengenal sistem demokrasi di Indonesia dianggap sebagai salah satu solusi untuk kembali menumbuhkan rasa nasionalisme masyarakat. Selain itu, selain menuntut hak, masyarakat juga patut mengerjakan kewajibannya bagi negara.

"Strong leader to manage strong countries. Untuk menghilangkan pesimisme seperti itu, masyarakat harus mengenal dan memahami sistem demokrasi mereka. Demokrasi tak hanya berikan hak, tapi mereka juga harus melakukan kewajibannya," tutup Surya Paloh.

(rni/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads