"Yang saya utamakan selalu adalah kepentingan bangsa dan negara. Jadi dengan siapa pun saya ingin menggalang kerja sama, dengan siapa pun," kata Prabowo saat ditanya soal kemungkinan komunikasi dengan PDIP pasca 'perang dingin'.
Hal ini disampaikan Prabowo saat wawancara ekslusif dengan Majalah Detik edisi 122, Jumat (4/4/2014).
Prabowo mengaku masih mau bekerjasama dengan semua pihak. Tak terkecuali PDIP yang sudah dianggapnya mengingkari perjanjian Batu Tulis.
"Saya ingin bekerja sama sebaik-baiknya dengan semua pihak, termasuk dengan PDIP. Tetapi jangan diartikan bahwa saya merengek-rengek, tidak," kata mantan Danjen Kopassus ini.
Prabowo mencoba memahami Mega mengingkari perjanjian Batu Tulis yang berisi dukungan ke dirinya lantaran khilaf. Perjanjian Batu Tulis berisi janji Mega mendukung pencapresannya di 2014.
"Saya yakin Ibu Mega dalam keadaan khilaf atau alpa atau pun mungkin tidak ada niat melecehkan saya. Saya berpikir positiflah. Mungkin penasihat beliau ada Sengkuni-Sengkuni mengelilingi pemimpin-pemimpin kita," kata Prabowo.
Baca wawancara selengkapnya di Majalah Detik edisi 122 yang terbit 31 Maret 2014.
(van/nrl)