.webp)
Pertemuan antara Jokowi dengan empat belas aktivis perempuan itu diprakarsai oleh salah seorang anggota Tim 11 Jokowi. Mereka diundang karena selama ini dianggap sangat intens bergelut dengan problematika dasar perempuan di Indonesia. "Mereka diundang untuk memberikan masukan kepada Jokowi, hal-hal yang berkaitan dengan kajian yang berdasarkan keahlian masing-masing," kata salah seorang anggota Tim 11 Jokowi kepada detikcom, Jumat (4/4/2014).
Pertemuan itu berlangsung selama 1,5 jam. Kepada Jokowi, para tokoh perempuan itu menitipkan agar nanti jika terpilih menjadi presiden Jokowi memberikan perhatian kepada nasib perempuan yang kurang beruntung. Persoalan perempuan dan kemanusiaan yang kerap terjadi di Indonesia antara lain; berkaitan dengan kekerasan seksual, KDRT, Kematian ibu melahirkan, kekerasan terhadap anak, perlindungan buruh, diskriminasi hukum dan kebijakan politik terhadap perempuan di Indonesia.
Pertemuan berakhir tepat pukul 20.30 WIB, karena Jokowi harus bertemu Mega pada jam 21.00 WIB. Seorang anggota Tim 11 yang tidak mau disebutkan namanya itu mengisahkan, Jokowi merasa mendapat wawasan baru tentang persoalan perempuan di Indonesia. "Dia (Jokowi) ingin masukan dan saran-saran yang dibicarakan malam itu ditindaklanjuti dengan pengklusteran persoalan yang menjadi bahan masukan efektif dalam menjalankan tugasnya," kata anggota tim tersebut.
Selain dari aktivis perempuan, Tim 11 Jokowi juga aktif meminta masukan dari sejumlah praktisi dan akademisi. Sementara Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tjahjo Kumolo mengatakan selama ini Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memang sering mengundang beberapa orang yang ahli di bidang tertentu untuk diajak berdiskusi.
"Seperti pakar militer Andi Widjajanto, dan banyak lagi. Itu sekadar diajak diskusi dimintai masukan. Kadang juga dengan saya. Ibu (Megawati) biasa mengajak diskusi untuk mencari solusi masalah bangsa ini," kata Tjahjo saat berbincang dengan detikcom, Kamis malam (3/4/2014).
(erd/trq)
