Kejadian bermula saat korban yang ingin diinisialkan dengan SM (27) naik mobil bersama istrinya Y (26), dan adiknya M (23) yang baru saja pulang makan malam dari kawasan Pantai Indah Kapuk.
"Kami pulang dari PIK, berhubung ada proyek maka ada penyempitan jalur dari dua jalur jadi satu jalur. Setelah saya mengalah untuk jalan duluan, akhirnya mobil saya jalan," jelas SM saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Kamis (3/4/2014).
Pelaku saat itu pelaku yang berinisial FS memakai mobil bersama seorang anak laki-laki di dalamnya, tiba-tiba datang dari arah berlawanan. "Saya mau jalan tapi pelaku tak mau mengalah," jelas SM.
"Ketika saya berpapasan dengan dia kemudian dia bilang, 'tunggu saya di depan ya'. Pelaku puter balik dan mengejar saya. Setelah berhasil menyalip saya, dia turun saya juga turun. Dia lalu dorong saya, saya juga dorong dia sambil ngmong "bos, jangan main tangan"," papar SM.
Tiba-tiba dia ambil pistol yang ada di perut dia terus ditembakkan ke udara satu kali.
"Saya yakin itu pistol asli karena ujungnya merah dan tak lama usai menembak saya dengar ada suara seperti bunyi uang Rp 500 jatuh. Berarti itu pistol asli," kata SM.
Tak berapa lama, Y turun untuk melerai dan langsung melanjutkan perjalanan. Namun mereka masih diikuti oleh FS hingga di depan Hotel 23 Cengkareng.
"Sampai di depan hotel dia suruh sekuriti hotel dan warga pepetin mobil saya. Saya dihampiri sama dia, saya buka kaca mobil, lalu dia pukul saya di pelipis kanan sebanyak dua kali, dan langsung pergi," jelasnya.
Usai peristiwa, SM bersama istri dan adiknya saat itu juga langsung melapor ke Polsek Cengkareng. Di polsek SM melaporkan kejadian itu dengan nomor laporan LP/ 283/K/III/2014.
"Tak lama saya juga melakukan Visum di RS Cengkareng," kata SM.
Hari Senin (31/3) tiba-tiba adik F datang ke rumah SM bermaksud untuk meminta maaf. Tak lama setelah itu adiknya pergi lalu datang kembali ke rumah SM bersama F.
"Padahal saya tidak pernah bilang alamat saya di mana selain saat saya melapor ke Polsek. Saya nggak kenal dia, tapi kenapa dia bisa tahu alamat saya?," jelas SM.
"Saya yang penasaran langsung cari info melalui teman saya, ternyata dia itu seorang pengusaha hotel dan punya pabrik roti," jelas S.
Dari peristiwa itu, akhirnya SM menduga ada pihak kepolisian yang memberitahu FS perihal alamat rumahnya.
"Karena saya tak puas dengan polsek akhirnya Rabu (1/4) saya lapor ke Direskrimum Polda Metro Jaya dengan nomor laporan TBR/1171/IV/2014," kata SM.
(rni/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini