"Yang kita khawatirkan dari rekan-rekan kelompok yang belum sependapat dengan kita, TPN/OPM (Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka), Keerom menjadi salah satu pintu masuknya mereka. Kebetulan markasnya ada di PNG yang berbatasan dengan Papua," kata Kapolres Keerom AKBP Pasero, ditemui di Mapolsek Keerom, Jl Trans Arso Swakarsa, Papua, Kamis (3/4/2014).
Pihaknya berupaya persuasif kepada koordinator TPN/OPM dengan terus melakukan komunikasi melalui satuan Binmas Polres.
"Sehingga kekhawatiran sabotase untuk menggagalkan Pemilu diminimalisir," ujar Pasero.
Sebanyak 250 personel Polres Keerom disiagakan untuk mengawal jalannya Pemilu di 124 TPS.
Kendala yang dihadapi adalah distribusi ke Distrik Towe yang membawahi delapan kampung dan tujuh TPS. Logistik harus diangkut menggunakan pesawat dari Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, dengan menggunakan pesawat kecil. Selain itu, petugas harus berjalan selama 5-6 jam untuk membawa logistik pemilu.
Selain itu, kendala teknis yang bakal dihadapi yakni distribusi di Distrik Waris, di mana terdapat 38 kampung. Rinciannya 36 kampung berada di PNG dan sisanya berada di wilayah Papua.
"Mereka satu rumpun, jadi kadang mereka menggarap tanah di tanah PNG atau sebaliknya," kata Pasero.
(ahy/nik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini