Meski panitia acara dan MC meminta agar massa tidak menggeber sepeda motor yang memekakkan telinga di sekitar Alun Alun Selatan, massa PDIP tidak menggubrisnya. Massa yang datang silih berganti sejak pukul 12.00 WIB. Mereka ada yang langsung memarkir kendaraan. Namun ada pula yang tetap berkeliling di sekitar Alun Alun Selatan.
"Mohon agar tidak membunyikan sepeda motor," kata salah satu MC berkali-kali. Namun massa tetap saja menarik kabel gas sepeda motor hingga menimbulkan raungan suara keras dari knalpot motor blombongan.
Tidak hanya itu, bendera lambang partai yang dipasang panitia di tiang besi tenda juga dicopot oleh massa. Bendera itu kemudian dipasang menggunakan bambu pendek untuk berjoget di depan panggung. Mengetahui bendera dicopot, panitia meminta agar tidak dicopot hingga acara selesai. Namun lagi-lagi massa tidak mau dan tetap nekat mencopotnya.
Demikian pula saat para jurkam dan caleg DPR RI seperti Idham Samawi, Supriyanto, Eddy Mihati dan Esti Wijayati bersama caleg DPRD DIY naik ke panggung, massa sudah tidak sabar lagi untuk keluar arena dan segera konvoi keliling kota.
"Tolong saudara-saudara, jangan tinggakan tempat. Acara kampanye baru akan kita mulai," kata panitia acara Gunawan Handoyo.
Melihat massa yang sudah tak sabar lagi itu, Ketua DPD PDIP DIY, Idham Samawi yang juga menjadi jurkam akhirnya memaklumi massa PDIP untuk berkonvoi. Satu demi satu kelompok massa dengan sepeda motor dan mobil mulai meninggalkan arena kampanye menuju jalan raya.
"Lima tahun sekali kita menikmati jalanan Yogya. Yang penting jaga ketertiban," kata Idham memulai orasinya.
Idham mengatakan PDIP siap mengalih-alih kekuasaan Republik Indonesia pada pemilu 9 April 2014 nanti. Dia meminta kader PDIP mencoblos partai nomer 4 dan mengawasi jalannya pemilihan.
"Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane. Kita siap ambil alih kekuasaan," katanya.
Dalam orasinya, Idham juga mengritik pemerintah yang membuka kran impor sehingga semua barang-barang yang ada di Indonesia harus didatangkan dari negara lain. Dia juga menyentil ketidakberdayaan pemerintah dalam membantu kasus Satinah yang akan menghadapi hukuman pancung di Arab Saudi.
"Kalau seperti ini ada tindakan yang salah padahal negeri kita itu subur makmur, gemah ripah loh jinawi. Padi impor, garam impor, jagung impor, daging juga impor," kritik mantan Bupati Bantul itu.
Saat orasi politik selesai, hanya tinggal sedikit massa PDIP yang masih bertahan di Alun Alun Selatan. Setelah acara selesai massa kemudian bubar dan berkonvoi keliling kota sebelum pulang ke posko masing-masing.
(bgs/try)