6 Pengakuan Nawawi Tega Bunuh Ratu Kekasih Gelapnya

PNS Tewas di Mobil

6 Pengakuan Nawawi Tega Bunuh Ratu Kekasih Gelapnya

- detikNews
Kamis, 03 Apr 2014 09:34 WIB
6 Pengakuan Nawawi Tega Bunuh Ratu Kekasih Gelapnya
Jakarta - Cinta terlarang berujung maut. Itulah gambaran percintaan Ratu Heryani (40) dan Nawawi alias Qiwil (32) yang berawal dari facebook. Nawawi akhirnya tega menghabisi kekasih gelapnya gara-gara uang.

Ratu maupun Nawawi sama-sama berstatus telah menikah. Sejoli ini menjalin kasih sejak 14 November 2013.

Nawawi gelap mata menghabisi Ratu karena terlilit utang. Ia jengkel Ratu ingkar janji memberinya uang Rp 5 juta.

Nabawi yang dibantu sang keponakan Heri akhirnya mencabut nyawa Ratu dengan menjerat leher perempuan yang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor ini. Tidak hanya itu, emas milik Ratu dipreteli Nawawi. Nawawi kemudian lari seribu langkah ke rumah mertuanya di Pati Jawa Tengah hingga akhirnya dibekuk polisi.


Berikut 6 pengakuan Nawawi tega bunuh Ratu kekasih gelapnya:


1. Jengkel Tidak Dikasih Uang

Nawawi (32) mengaku membunuh Ratu Heryani (40) karena kesal. Sebelum bertemu, Ratu menjanjikan uang Rp 5 juta untuk Nawawi. Tapi, setelah bertemu uang tak diberi.

Seperti disampaikan Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Kemtro Jaya AKBP Adex Yudiswan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (2/4/2014), pelaku ditemani keponakannya Heri (24) bertemu korban di Parung untuk mengambil uang. Karena dalam kontak-kontak sebelumnya, Ratu menjanjikan akan memberikan uang.

"Tapi setelah bertemu, tidak diberikan. Dia akhirnya jengkel, sudah jalan dari Serang ke Parung naik kereta," jelas Adex.

Adex menuturkan, motif sementara berdasar pengakuan tersangka, keduanya berkenalan di Facebook. Setelah itu terjalin hubungan antara korban dan pelaku.

"Setelah beberapa kali bertemu dan menjalin cinta kasih, pelaku tidak punya uang, kemudian minta ke korban dan korban mengiyakan akan memberikan," jelas Adex.

"Tersangka mau minta uang Rp 5 juta," tambah Adex.

Kecewa uang tak diberikan, akhirnya setelah mengantarkan korban dan rekan-rekannya ke Bogor, dalam perjalan pulang ke Serang, Ratu dibunuh. Heri sang keponakan yang duduk di belakang membantu menarik kerudung korban pada Selasa (25/3). Kemudian, korban meninggalkan pelaku bersama Terios-nya setelah menguras perhiasan korban.

1. Jengkel Tidak Dikasih Uang

Nawawi (32) mengaku membunuh Ratu Heryani (40) karena kesal. Sebelum bertemu, Ratu menjanjikan uang Rp 5 juta untuk Nawawi. Tapi, setelah bertemu uang tak diberi.

Seperti disampaikan Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Kemtro Jaya AKBP Adex Yudiswan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (2/4/2014), pelaku ditemani keponakannya Heri (24) bertemu korban di Parung untuk mengambil uang. Karena dalam kontak-kontak sebelumnya, Ratu menjanjikan akan memberikan uang.

"Tapi setelah bertemu, tidak diberikan. Dia akhirnya jengkel, sudah jalan dari Serang ke Parung naik kereta," jelas Adex.

Adex menuturkan, motif sementara berdasar pengakuan tersangka, keduanya berkenalan di Facebook. Setelah itu terjalin hubungan antara korban dan pelaku.

"Setelah beberapa kali bertemu dan menjalin cinta kasih, pelaku tidak punya uang, kemudian minta ke korban dan korban mengiyakan akan memberikan," jelas Adex.

"Tersangka mau minta uang Rp 5 juta," tambah Adex.

Kecewa uang tak diberikan, akhirnya setelah mengantarkan korban dan rekan-rekannya ke Bogor, dalam perjalan pulang ke Serang, Ratu dibunuh. Heri sang keponakan yang duduk di belakang membantu menarik kerudung korban pada Selasa (25/3). Kemudian, korban meninggalkan pelaku bersama Terios-nya setelah menguras perhiasan korban.

2. Preteli Emas

Nawawi (32) membunuh Ratu Heriyani (38) karena urusan uang Rp 5 juta. Pelaku dan korban kenal lewat facebook. Mereka pun kemudian menjalin hubungan akrab, tak sekedar bertemu dan ngobrol. Walau keduanya masing-masing memiliki pasangan.

Malam keji pembunuhan itu terjadi pada Selasa (25/3) malam, setelah keduanya jalan ke Kota Bogor, ditemani keponakan Nawawi, Heri (24). Di tengah jalan, Nawawi meminjam uang Rp 5 juta dengan alasan untuk membayar motornya yang digadai.

Entah bagaimana Ratu yang merupakan PNS di Parung Panjang ini menolak permintaan itu. Nawawi pun murka, dia kemudian mencekik korban. Sang keponakan yang duduk di bangku belakang terbangun dan malah diminta sang paman membantu memegangi korban.

Hingga akhirnya, Ratu meninggal dunia. Nawawi pun segera mempreteli perhiasan yang dikenakan korban, mulai dari kalung, cincin, sampai gelang. Isi dompet korban juga dikuras.

"Dapat dari emas yang dijual RP 8 juta dia," bisik penegak hukum yang tak mau disebutkan namanya.

Ratu kemudian dibuang bersama Terios miliknya di pinggir jalan di Balaraja, Tangerang. Warga menemukan mobil itu dengan mayat Ratu di dalamnya pada Rabu (26/3) pagi. Warga kemudian melapor ke polisi.

Nawawi dan Heri sudah ditangkap polisi satu pekan kemudian. Keduanya dibekuk tim Resmob Polda Metro Jaya di Subang, Jabar dan Batang, Jateng. Kini keduanya sudah ditahan di Mapolda Metro Jaya.

2. Preteli Emas

Nawawi (32) membunuh Ratu Heriyani (38) karena urusan uang Rp 5 juta. Pelaku dan korban kenal lewat facebook. Mereka pun kemudian menjalin hubungan akrab, tak sekedar bertemu dan ngobrol. Walau keduanya masing-masing memiliki pasangan.

Malam keji pembunuhan itu terjadi pada Selasa (25/3) malam, setelah keduanya jalan ke Kota Bogor, ditemani keponakan Nawawi, Heri (24). Di tengah jalan, Nawawi meminjam uang Rp 5 juta dengan alasan untuk membayar motornya yang digadai.

Entah bagaimana Ratu yang merupakan PNS di Parung Panjang ini menolak permintaan itu. Nawawi pun murka, dia kemudian mencekik korban. Sang keponakan yang duduk di bangku belakang terbangun dan malah diminta sang paman membantu memegangi korban.

Hingga akhirnya, Ratu meninggal dunia. Nawawi pun segera mempreteli perhiasan yang dikenakan korban, mulai dari kalung, cincin, sampai gelang. Isi dompet korban juga dikuras.

"Dapat dari emas yang dijual RP 8 juta dia," bisik penegak hukum yang tak mau disebutkan namanya.

Ratu kemudian dibuang bersama Terios miliknya di pinggir jalan di Balaraja, Tangerang. Warga menemukan mobil itu dengan mayat Ratu di dalamnya pada Rabu (26/3) pagi. Warga kemudian melapor ke polisi.

Nawawi dan Heri sudah ditangkap polisi satu pekan kemudian. Keduanya dibekuk tim Resmob Polda Metro Jaya di Subang, Jabar dan Batang, Jateng. Kini keduanya sudah ditahan di Mapolda Metro Jaya.

3. Tebus Motor

Nawawi (32) nekat meminta uang Rp 5 juta ke kekasih gelapnya Ratu Heryani (40). Tindakan itu dilakukan guna menebus motor pelanggannya yang dia gadaikan. Nawawi memiliki bengkel.

"Jadi 2 motor pelanggannya itu digadaikan Rp 5 juta," jelas Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Adex Yudiswan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Baik Nawawi dan Ratu sudah sama-sama berkeluarga. Hubungan keduanya lewat facebook terjalin rahasia, sejak Desember 2013. Hingga akhirnya pada Selasa (25/3) keduanya bertemu. Ratu menjanjikan uang.

Setelah pulang dari Bogor mengantarkan rekan-rekan Ratu yang menumpang Terios korban, Nawawi bersama keponakannya Heri diantarkan ke Serang.

"Mobil berhenti dekat dengan kampungnya tersangka di Serang, mereka ngobrol-ngobrol lagi. Heri tidur di belakang, dia ikut tarik kerudung korban ke belakang," jelas Adex.

Saat itu, korban tak juga memberikan uang kepada pelaku. Hingga akhirnya, Nawawi mencekik korban dan Heri membantunya. Pelaku dijerat pidana 340 KUHP.

"Emas perhiasan korban dan dompet diambil. Emas dijual kepada seseorang, tapi belum kita temukan," urai Adex.

Nawawi dan Heri ditangkap pekan lalu di Jateng dan Jabar. Keduanya kini ditahan di Mapolda Metro Jaya.

3. Tebus Motor

Nawawi (32) nekat meminta uang Rp 5 juta ke kekasih gelapnya Ratu Heryani (40). Tindakan itu dilakukan guna menebus motor pelanggannya yang dia gadaikan. Nawawi memiliki bengkel.

"Jadi 2 motor pelanggannya itu digadaikan Rp 5 juta," jelas Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Adex Yudiswan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Baik Nawawi dan Ratu sudah sama-sama berkeluarga. Hubungan keduanya lewat facebook terjalin rahasia, sejak Desember 2013. Hingga akhirnya pada Selasa (25/3) keduanya bertemu. Ratu menjanjikan uang.

Setelah pulang dari Bogor mengantarkan rekan-rekan Ratu yang menumpang Terios korban, Nawawi bersama keponakannya Heri diantarkan ke Serang.

"Mobil berhenti dekat dengan kampungnya tersangka di Serang, mereka ngobrol-ngobrol lagi. Heri tidur di belakang, dia ikut tarik kerudung korban ke belakang," jelas Adex.

Saat itu, korban tak juga memberikan uang kepada pelaku. Hingga akhirnya, Nawawi mencekik korban dan Heri membantunya. Pelaku dijerat pidana 340 KUHP.

"Emas perhiasan korban dan dompet diambil. Emas dijual kepada seseorang, tapi belum kita temukan," urai Adex.

Nawawi dan Heri ditangkap pekan lalu di Jateng dan Jabar. Keduanya kini ditahan di Mapolda Metro Jaya.

4. Kubur STNK

Nawawi alias Qiwil (32), otak pelaku pembunuhan Ratu Heryani (40) sudah punya niat menghilangkan jejak setelah mengeksekusi korban. Barang-barang milik Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kecamatan Parung, Bogor ini, dikubur tersangka di belakang rumahnya, di kawasan Serang, Banten.

"Ada kartu nama, kartu NPWP atas nama korban dan orang lain serta STNK dan kunci mobil Terios milik korban yang dikubur tersangka di belakang rumahnya untuk menghilangkan jejak," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Penyidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang menangkap tersangka, sempat menggelar barang bukti yang dikubur tersangka yakni selembar Kartu Tanda Mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Politik atas nama kobran.

Ada juga kartu NPWP atas nama korban, STNK mobil Terios F 1589 JM atas nama korban berikut kuncinya. Juga kartu member Klinik Eva Mulia atas nama korban serta sebuah dompet berwarna hitam.

"Barang bukti yang dikubur tersebut kita baru gali tadi siang," ucap Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Adex Yudiswan.

Tidak hanya itu, tersangka Nawawi juga membakar tas milik korban di belakang rumahnya itu.

"Saya kubur barang-barang korban karena bingung," kata Nawawi.

4. Kubur STNK

Nawawi alias Qiwil (32), otak pelaku pembunuhan Ratu Heryani (40) sudah punya niat menghilangkan jejak setelah mengeksekusi korban. Barang-barang milik Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kecamatan Parung, Bogor ini, dikubur tersangka di belakang rumahnya, di kawasan Serang, Banten.

"Ada kartu nama, kartu NPWP atas nama korban dan orang lain serta STNK dan kunci mobil Terios milik korban yang dikubur tersangka di belakang rumahnya untuk menghilangkan jejak," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Penyidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang menangkap tersangka, sempat menggelar barang bukti yang dikubur tersangka yakni selembar Kartu Tanda Mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Politik atas nama kobran.

Ada juga kartu NPWP atas nama korban, STNK mobil Terios F 1589 JM atas nama korban berikut kuncinya. Juga kartu member Klinik Eva Mulia atas nama korban serta sebuah dompet berwarna hitam.

"Barang bukti yang dikubur tersebut kita baru gali tadi siang," ucap Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Adex Yudiswan.

Tidak hanya itu, tersangka Nawawi juga membakar tas milik korban di belakang rumahnya itu.

"Saya kubur barang-barang korban karena bingung," kata Nawawi.

5. Ditransfer Uang

Mengetahui Ratu Heryani (40) adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), Nawawi alias Qiwil (32) pun memanfaatkan kesempatan itu. Beberapa kali Nawawi pernah meminta uang ke kekasih gelapnya itu yang kemudian dihabisi nyawanya.

"Pernah dikirim 3 kali, tidak banyak paling ratusan ribu," ujar Nawawi kepada detikcom, Kamis (3/4/2014).

Nawawi mengatakan, Ratu pernah mengiriminya uang sejumlah Rp 200-500 ribu sebanyak 3 kali. Tidak hanya itu, jika ada kesempatan bertemu langsung, tersangka juga diberi uang oleh Ratu.

"Ya pas ketemu juga suka ngasih uang, nggak banyak," ucapnya.

Sejak saat itu, Nawawi terus berupaya meminta sejumlah uang kepada korban. Puncaknya, ia meminta uang kepada korban sebesar Rp 5 juta dengan alasan untuk membayar utang.

"Saya punya utang ke teman, jadi perlu uang," katanya.

5. Ditransfer Uang

Mengetahui Ratu Heryani (40) adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), Nawawi alias Qiwil (32) pun memanfaatkan kesempatan itu. Beberapa kali Nawawi pernah meminta uang ke kekasih gelapnya itu yang kemudian dihabisi nyawanya.

"Pernah dikirim 3 kali, tidak banyak paling ratusan ribu," ujar Nawawi kepada detikcom, Kamis (3/4/2014).

Nawawi mengatakan, Ratu pernah mengiriminya uang sejumlah Rp 200-500 ribu sebanyak 3 kali. Tidak hanya itu, jika ada kesempatan bertemu langsung, tersangka juga diberi uang oleh Ratu.

"Ya pas ketemu juga suka ngasih uang, nggak banyak," ucapnya.

Sejak saat itu, Nawawi terus berupaya meminta sejumlah uang kepada korban. Puncaknya, ia meminta uang kepada korban sebesar Rp 5 juta dengan alasan untuk membayar utang.

"Saya punya utang ke teman, jadi perlu uang," katanya.

6. Cinta Terlarang

Ratu Heryani (40) dan Nawawi (32) sama-sama sudah berkeluarga. Masing-masing sudah punya suami dan juga istri. Tapi kenalan lewat facebook membuat cinta keduanya bersemi sehingga menjalin hubungan serius.

"Setelah beberapa kali bertemu dan menjalin cinta kasih," jelas Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Kemtro Jaya AKBP Adex Yudiswan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Keduanya berkenalan lewat facebook pada Desember 2013. Ada teman mereka yang mengenalkan. "Tersangka yang meng-add," imbuh Adex.

"Tersangka suka sama korban karena 'witing tresno jalaran soko kulino'. Korban sudah punya suami. Tersangka juga sudah punya istri," tambah Adex.

Hubungan terus berlanjut. Menurut Adex pelaku dan tersangka juga sudah melakukan hubungan suami istri. Nah, karena sudah akrab itu, tersangka kemudian meminta uang kepada korban.

Pada Selasa (25/3), Ratu meminta agar Nawawi menemuinya di Stasiun Parung. Saat itu Ratu dan teman-temannya tengah dalam perjalanan melayat rekan mereka di Bogor.

"Pada saat pelaku berangkat dari Serang ke Bogor ketemu di stasiun kereta api, diajak korban untuk melayat dan ketemu temannya. Ada 6 orang dalam satu kendaraan situ. Setelah itu temannya turun. Terakhir tersangka nanyakan lagi, mau kemana lagi dijawab korban ya udah ke serang, maksud pelaku mungkin mau antarkan tersangka ke Serang," jelas Adex.

Saat itu Nawawi ditemani keponakannya Heri. Namun di tengah perjalanan tersangka kembali meminta uang, yang katanya untuk membayar utang.

"Saya butuh uang itu untu bayar utang. Korban bilang nggak ada uangnya, nanti aja. Lalu dijawab tersangka 'Terus kenapa ajak ketemu?' Dia (korban) bilang saya kangen," urai Adex menirukan percakapan tersangka dan korban.

Karena uang yang dijanjikan tak juga diberikan. Nawawi memberhentikan mobil di pinggir jalan. Tak lama, Nawawi mengambil tindakan nekat membunuh korban. Saat itu, Heri yang duduk di belakang terbangun dan kemudian ikut membantu menarik kerudung korban.

Kasus ini terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan memeriksa saksi-saksi termasuk rekan korban yang bersama ke Bogor.

"Itu sementara masih kita dalami. Karena saat dia sudah memutuskan untuk perencanaan yang matang untuk hilangkan nyawa orang dan menghilangkan barang bukti maka itu masuknya 340 KUHP," tutup Adex.

Nawawi dan Heri ditangkap di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Keduanya kini ditahan di Mapolda Metro Jaya.

6. Cinta Terlarang

Ratu Heryani (40) dan Nawawi (32) sama-sama sudah berkeluarga. Masing-masing sudah punya suami dan juga istri. Tapi kenalan lewat facebook membuat cinta keduanya bersemi sehingga menjalin hubungan serius.

"Setelah beberapa kali bertemu dan menjalin cinta kasih," jelas Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Kemtro Jaya AKBP Adex Yudiswan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Keduanya berkenalan lewat facebook pada Desember 2013. Ada teman mereka yang mengenalkan. "Tersangka yang meng-add," imbuh Adex.

"Tersangka suka sama korban karena 'witing tresno jalaran soko kulino'. Korban sudah punya suami. Tersangka juga sudah punya istri," tambah Adex.

Hubungan terus berlanjut. Menurut Adex pelaku dan tersangka juga sudah melakukan hubungan suami istri. Nah, karena sudah akrab itu, tersangka kemudian meminta uang kepada korban.

Pada Selasa (25/3), Ratu meminta agar Nawawi menemuinya di Stasiun Parung. Saat itu Ratu dan teman-temannya tengah dalam perjalanan melayat rekan mereka di Bogor.

"Pada saat pelaku berangkat dari Serang ke Bogor ketemu di stasiun kereta api, diajak korban untuk melayat dan ketemu temannya. Ada 6 orang dalam satu kendaraan situ. Setelah itu temannya turun. Terakhir tersangka nanyakan lagi, mau kemana lagi dijawab korban ya udah ke serang, maksud pelaku mungkin mau antarkan tersangka ke Serang," jelas Adex.

Saat itu Nawawi ditemani keponakannya Heri. Namun di tengah perjalanan tersangka kembali meminta uang, yang katanya untuk membayar utang.

"Saya butuh uang itu untu bayar utang. Korban bilang nggak ada uangnya, nanti aja. Lalu dijawab tersangka 'Terus kenapa ajak ketemu?' Dia (korban) bilang saya kangen," urai Adex menirukan percakapan tersangka dan korban.

Karena uang yang dijanjikan tak juga diberikan. Nawawi memberhentikan mobil di pinggir jalan. Tak lama, Nawawi mengambil tindakan nekat membunuh korban. Saat itu, Heri yang duduk di belakang terbangun dan kemudian ikut membantu menarik kerudung korban.

Kasus ini terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan memeriksa saksi-saksi termasuk rekan korban yang bersama ke Bogor.

"Itu sementara masih kita dalami. Karena saat dia sudah memutuskan untuk perencanaan yang matang untuk hilangkan nyawa orang dan menghilangkan barang bukti maka itu masuknya 340 KUHP," tutup Adex.

Nawawi dan Heri ditangkap di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Keduanya kini ditahan di Mapolda Metro Jaya.
Halaman 2 dari 14
(aan/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads