Politisi senior Partai Golkar Mohammad Soleman Hidayat mengatakan, di Golkar memang memiliki banyak tokoh dengan kualitas setara. Sehingga seringkali pengurus tidak solid saat memutuskan nama yang akan diajukan sebagai calon presiden. "Itu terjadi sejak zaman Soeharto selesai," kata Hidayat di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Bisa saja terbuka peluang nama selain Ical di internal Golkar yang juga ingin maju sebagai calon presiden. Namun menurut Hidayat hingga saat ini belum ada yang menyatakan niatnya. Sementara terkait kemungkinan Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla diajukan sebagai capres alternatif dari Golkar, Hidayat mengatakan hal itu belum pasti.
"Pak Akbar dan Pak JK nggak usah diajarin berpolitik. Dan mereka ambil targetnya wapres kan. Which is itu belum ada, belum diputuskan," kata Hidayat.
Sementara di tempat terpisah, mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla mengatakan keinginan sebagai calon presiden maupun wakil presiden merupakan hak warga negara.
"Semua orang punya hak untuk memilih dan dipilih. Ya (saya) biasa-biasa saja. Cuma kan tergantung bagaimana prosesnya. Semua ada prosesnya," kata pria yang akrab disapa JK ini di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2014).
Terkait kemungkinan nama tokoh Golkar selain Ical yang akan diajukan sebagai capres, JK mengaku tak mau berspekluasi. "Sangat tergantung kepada Golkar. Sangat tergantung, otomatis," kata dia.
Bagi pria kelahiran Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942 itu, yang terpenting saat ini adalah berbuat untuk memajukan negara.
(erd/van)