"Saya pernah duduk semeja dgn CEO-CEO perusahaan terbesar di dunia. Mereka bilang, 'General, your country is the fifth richest country in term of resources but in term efficiency, dari segi pemanfaatan sumber daya alam, negaramu di papan bawah. Kaya tapi rakyatnya miskin. Ini fenomena yang tidak enak," kata Prabowo di Kirana Ballroom, Hotel Kartika Chandra, Jl. Gatot Subroto, Jaksel, Rabu (2/4/2014).
Prabowo berpidato menggunakan podium yang diletakkan di tengah panggung. Dua buah layar besar diletakkan di samping kanan dan kiri untuk menampilkan beberapa slide. Bak seorang dosen, Prabowo pun sesekali menggunakan pointer untuk menunjuk ke arah slide.
"Salah satu indikator adalah mata uang. Tahun 1974, 1 US Dollar sama dengan 360 yen Jepang, sama dengan Rp 416. Jadi beda kita sama yen hanya sekitar 15%. Sekarang 2014, setelah 40 tahun kita bekerja, kekayaan kita diambil, semua mineral kekayaan hasil keringat kita diambil. Sekarang 1 dollar US sama dengan 103 yen dan Rp 12.000. Ini melemah 3.000%," kata Prabowo sambil menunjuk ke arah slide.
Namun mantan Danjen Kopassus ini tetap mempertahankan gaya pidatonya yang tegas dan berapi-api. Saat bicara tentang nasib petani, ia berpidato sambil menggerakkan kedua tangannya.
"Sekarang bangsa kita tidak jadi bangsa yang produktif, petani kita yang menghasilkan pepaya dibiarkan. Pepaya saja kita harus impor dari luar negeri. Jagung, ikan, ikan asin, garam singkong! Petani kita sudah patah semangat," kata Prabowo dengan semangat tinggi.
Prabowo hadir dalam acara ini dengan didampingi oleh Waketum Gerindra Fadli Zon. Sementara itu, deklarasi dukungan dibacakan oleh mantan Rektor Unpad Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita.
(van/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini